Ilustrasi digambar oleh : www.nurrahmahwidyawati.com |
“If you ever feel like giving up, just remember there is a little girl watching who wants to be just like you.” – Unknown
Beberapa hari lalu tepat di tanggal 22 Desember, di Indonesia diperingati sebagai Hari Ibu. Aku tidak pernah menyangka, saat usiaku 24 tahun kala itu aku sudah dipanggil Ibu. Dan 2 tahun 9 bulan kemudian, aku menjadi Ibu dua anak perempuan. Time flies!
Jika kembali ke memori masa itu, banyak sekali yang telah terlewati dan rasanya tidak mudah. Sama sekali tidak mudah, apalagi hidup di perantauan. Bahkan hingga kini aku masih terus belajar untuk menjadi Ibu yang baik. But, there is no perfect Mom, right? I always try my best since day-1! :)
Ini yang Anakku Berikan di Hari Ibu! :)
Pernah tidak kalian berpikir, apa yang melatarbelakangi putusan mengenai adanya Hari Ibu di Indonesia?
Latar Belakang Hari Ibu di Indonesia
Ternyata, dilansir dari bkd.jogjaprov.go.id, Hari Ibu merupakan hasil dari Kongres Perempuan Indonesia III yang dilaksanakan pada tahun 1938. Namun, peringatan meriahnya baru ada setelah 25 tahun Hari Ibu, yaitu di tahun 1953.
Tidak hanya itu, Presiden Soekarno akhirnya menetapkan secara resmi bahwa pada tanggal 22 Desember dijadikan sebagai Hari Ibu. Jadi, Hari Ibu dirayakan secara nasional sejak tahun 1959 dan berjalan hingga kini. Panjang juga ya prosesnya?
Pada awalnya, Hari Ibu dicetuskan untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam misi perbaikan kualitas bangsa Indonesia. Hari Ibu mencerminkan semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama.
Kini, Hari Ibu diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kita kepada para ibu. Bahkan berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingatinya, misalnya pemberian buket bunga, memberikan kado dan membebaskan para Ibu dari kegiatan rutin domestik sehari-hari.
Apapun itu, Hari Ibu memang layak ada karena perjuangan Ibu begitu besar sejak hamil hingga melahirkan, bahkan untuk tumbuh kembang anak-anak hingga dewasa. Dalam Islam, Ibu juga sebagai madrasah yang pertama dan utama bagi anak-anak, tanggung jawabnya juga hingga ke akherat kelak. Mulia sekali ya?
Surat Cinta Pertamaku di Hari Ibu dari Anak-Anakku
Tahun ini merupakan tahun yang spesial untukku, karena ini tahun pertama aku mendapatkan hadiah dari anak-anakku (dan suamiku) di Hari Ibu dengan inisiatif sendiri.
Mengapa spesial? Karena di tahun ini, aku mendapatkan hadiah dari inisiatif anak pertamaku sendiri yang berusia 7 tahun dan duduk di bangku SD kelas 1. Inisiatif bukan dari gurunya/tugas sekolah, bukan dari Ayahnya, bukan dari siapapun.
Kelihatan tidak ya tulisannya? Aku salin ulang aja ya :)
"Ibuku selalu di hati. Ups, lupa assalamu'alaikum. Ibuku sayang, selamat hari Ibu. Ibu, kakak minta maaf kalau ada salah. Ibu maafin kakak kan? I love mother. Terima kasih, Ibu"
Jujur aku berbunga-bunga sekali bacanya. Little bit terharu juga, anak yang sudah aku lahirkan dan aku jaga mostly 24/7 sejak bayi, kini sudah besar dan bisa mengungkapkan bahasa cintanya lewat kata dan tulisan.
Begini ceritanya....
Suatu ketika saat Hari Ayah Nasional, aku memberi tahu anak-anak untuk membuat surat cinta untuk Ayah dan memberi kado sederhana. Anak-anak akhirnya membuat surat cinta masing-masing.
Saat itu, si Kakak yang sudah bisa baca tulis membuat surat cinta, sedangkan untuk di Adik yang berusia 4 tahun membuat gambar sebisanya untuk Ayah. Kami juga membungkus kado bersama-sama. Seru!
Setelah kejutan dilakukan, Kakak bertanya kapan Hari Ibu dilaksanakan mengingat Hari Ayah sudah terlaksana di hari itu. Setelah aku jawab, Kakak menuju kalender di kamarnya dan melingkari serta membuat note kecil di sebelahnya.
Hari Ibu pun tiba 22 Desember lalu, aku mendapatkan surat cinta tersebut dari Kakak dan Adik. Simple but meaningful I think, because itu inisiatif dia sendiri bukan dari tugas sekolah maupun diberi tahu orang lain, melainkan mengingat sendiri dari kalendernya. Dia persiapkan malam sebelum Hari Ibu secara sembunyi-sembunyi ternyata.
Jadi, itulah mengapa tahun ini adalah Hari Ibu paling spesial untukku. Suami juga tak kalah dari anak-anak, beliau belikan cokelat yang membuat mood Ibu di hari tersebut menjadi lebih baik lagi tentunya. Terima kasih kalian kesayanganku, sampai surga ya kita (Allahumma baariik, aamiin).
Ingin Tahu Bahasa Cinta Anak? Perbanyak Waktu Bersama yang Berkualitas!
Berkaitan dengan surat cinta yang Kakak tuliskan untukku sebagai Ibunya dan Ayahnya juga pada saat itu, sebetulnya dia memang senang sekali membuat tulisan untuk mengekspresikan perasaannya dan suka sekali bercerita (apapun dia ceritakan dari a-z).
Beberapa kali aku perhatikan dia menulis sesuatu untuk teman sekelasnya, seperti layaknya sahabat pena. Kakak juga menulis surat untuk neneknya yang tinggal jauh dari kami, serta beberapa temannya saat kami pindah dari Tangerang menuju Pati.
Selain suka menulis surat, Kakak juga suka menyiapkan dan memberikan hadiah untuk teman-teman sekelasnya. Bukan hadiah yang mahal, aku perhatikan isinya hanya sebuah surat dan hadiah kecil seperti sticker, cincin anak karakter, hingga mainan buatannya sendiri seperti di bawah ini.
Nah, kalau yang ini dia sebut "squishy". Jadi dia gambar karakter tertentu (depan-belakang), di dalamnya diberi tissue/kapas dan kemudian dilakban bening.Saat dipegang jadi lebih empuk. Hadiahnya dia masukkan ke amplop yang sudah ditempeli sticker lucu, ada cincin karakternya juga di dalamnya.
Aku melihat betapa antusiasnya anakku melakukan beberapa hal di atas, termasuk anak keduaku juga. Rasa bahagia terpancar dari wajah mereka.
Saat ditanya mengapa suka memberikan hadiah kepada teman sekelasnya, Kakak menjawab katanya dia suka melihat wajah bahagia dan apresiasi dari teman-temannya ketika menerima hadiahnya. Dia juga merasa senang saat mempersiapkan hadiah-hadiah tersebut dari rumah.
Apakah bahasa cinta anak-anakku adalah gift dan word of affirmation?
Perhatikan Ciri-Ciri Anak untuk Tahu Bahasa Cintanya!
Lain halnya seperti manusia dewasa yang sudah bisa mengkomunikasikan apa keinginan dan segala hal yang terasa tidak nyaman, anak-anak masih sangat abstrak tentang hal tersebut. Terutama anak usia dini.
Nah, karena masih anak-anak, kita sebagai orang tuanya yang harus lebih peka terhadap segala kebutuhan si kecil. Termasuk juga memahami bahasa cintanya.
Mengetahui bahasa cinta anak membuat anak tumbuh dengan perasaan disayangi dan kita juga bisa lebih mudah mengambil hati si kecil (positive relationship). Ini bekal yang baik untuk hubungan kita dengan anak di masa dewasanya kelak. Innerchild postitif akan terbentuk.
Adapun Dr. Gary Chapman membagi bahasa cinta/love language menjadi lima jenis, meliputi:
1. Words of Affirmation (Kata-Kata Positif yang Menguatkan)
Bahasa cinta ini dimiliki oleh anak yang senang mendengar kalimat-kalimat positif seperti pujian, apresiasi, atau kalimat yang mengekspresikan rasa sayang.
Kalimat tersebut menjadi dasar keyakinan anak bahwa kita sebagai orangtuanya betul-betul menyayanginya. Alih-alih disebut klise atau menjadi canggung, coba deh orang tua yang belum terbiasa yuk mulai membiasakannya kepada anak yang punya bahasa cinta ini!
Jadi ingat saat aku menyiapkan makan siang untuk anak keduaku yang berusia 4 tahun. Menu yang disantap kebetulan cocok dan enak baginya. Jadi muncul juga percakapan mirip seperti ilustrasi di atas. Jadi ini real ya! hehe.
Mendengar apa yang anak katakan, membuatku semakin semangat membuat makanan enak favorit mereka dan pastinya lebih sehat karena home made. As a mom, salah satu bahasa cinta Ibu untuk mereka adalah memberikan makanan terbaik.
2. Quality Time (Waktu yang Berkualitas)
Anak dengan bahasa cinta ini senang menikmati waktu bersama orang yang mereka sayang, yaitu kita sebagai orang tuanya.
Siapa nih yang suka main bersama anak tapi masih sambil mengerjakan hal lainnya? Atau bahkan saat liburan keluarga masih aktif menggunakan gadget untuk urus pekerjaan?
Padahal anak dengan love language ini senang sekali lho menghabiskan waktu bersama dengan orang tersayang tanpa distraksi dan dengan waktu yang berkualitas (bukan kuantitasnya saja). Misalnya dengan bilang, "Ayah Ibu main bareng aku yuk!"
Seperti anak-anakku yang sangat suka liburan. Momen liburan, kami sebagai orang tuanya memang jarang pegang gadget, jadi full main bersama mereka di hotel atau di tempat wisata bahkan di mobil. Bagi anak-anak itu sangat menyenangkan.
Komunikasi menjadi penting untuk anak dengan bahasa cinta ini. Mereka akan senang saat kita ngobrol dengannya mengenai berbagi hal yang kalian alami di hari tersebut, dari hal serius hingga hal-hal 'receh'.
Jadi, aku memberikan bahasa cinta Ibu untuk anak-anak dengan berusaha meluangkan waktu untuk liburan bersama secara berkualitas. Aku juga berusaha untuk selalu menyambut setiap obrolan dari anak-anak. Karena bagi mereka, segala hal adalah penting. Meski bagi kita orang dewasa, itu seakan "receh".
3. Receiving Gifts (Menerima Hadiah)
Anak dengan bahasa cinta satu ini sangat senang jika menerima dan memberi hadiah. Mereka akan ingat dengan orang yang memberinya hadiah. Mereka juga teliti terhadap detail bungkusnya. Tidak harus mahal, namun maknanya sangat dalam.
Anak dengan love language ini merasa dicintai jika bisa menerima dan memberi hadiah pada orang lain. Tak perlu selalu membeli, bahkan biasanya lebih sering hand made. Anak ini merasa bahagia saat mempersiapkan detail hadiah dari tangan dan kreatifitasnya sendiri.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu berlebihan, terutama saat membelikannya hadiah-hadiah. Sesuaikan saja dengan kemampuan, kebutuhan anak dan kreatifitas.
Karena hadiah di sini bukan berarti mahal, namun yang anak lihat adalah perasaan ikhlas dan tulus serta makna dari hadiah tersebut.
4. Acts of Service (Aksi yang Tulus)
Bagi anak yang punya love language ini, mereka lebih suka melakukan aksi-aksi/tindakan dari pada hanya berbicara. Singkatnya, “Talk less do more”.
Anak dengan bahasa cinta ini sering meminta bantuan, bahkan mungkin untuk hal yang sebetulnya sudah bisa dia lakukan. Anak tipe ini suka disuapi, diikatkan tali sepatunya dan bahkan disiapkan baju-bajunya. Sehingga memang cenderung terkesan kurang mandiri.
Nah, agar tidak terlewat batas menjadi anak yang tidak mandiri nantinya, orang tua sebaiknya membuat strategi seperti ilustrasi di atas.
Jadi tidak langsung membantunya, melainkan menemani dan mendorongnya melakukan sesuatu sebagai pemenuhan bahasa cintanya.
5. Physical Touch (Sentuhan Fisik)
Anak dengan bahasa cinta ini senang sekali berdekatan dengan orang yang dia sayang, seperti menggenggam tangan, memeluk, menggandeng secara tulus dan in a good way. Alhasil, anak akan merasa dicintai sepenuh hati oleh kita sebagai orang tuanya.
Karena anak ini sering meminta peluk, cium dan lainnya pada kita, memang terkesan jadi manja ya karena sering menggelayut pada orang tua. Namun, itu adalah cara mengungkapkan rasa cintanya pada kita.
Masih Bingung Bahasa Cinta Anak Apa Saja? Lakukan Ini Sekarang Sebelum Terlambat!
Seperti yang aku jelaskan di atas ya, memahami bahasa cinta dari anak-anak ini memiliki manfaat krusial untuk tumbuh kembangnya, seperti merasa dicintai, percaya diri dan bahkan membuat bonding orang tua dan anak menjadi baik hingga dewasa.
Selain itu, dengan memahami bahasa cinta anak, kita sebagai orang tua bisa memberikan bahasa cinta yang sesuai untuknya. Jadi, cinta seakan tidak bertepuk sebelah tangan dan tentunya anak merasa dicinta oleh kita.
Ayah Ibu masih bingung dengan bahasa cinta si kecil? Jangan khawatir, lakukan ini yuk sebelum terlambat agar hubungan kita dan anak-anak menjadi sehat dan penuh kasih sayang!
Sebetulnya inti dari semua itu adalah memperbanyak waktu berkualitas dengan anak. Semakin sering kita menyelami dunianya sehari-hari, semakin kita bisa peka dan paham bahasa cinta mereka.
Salah satu caranya adalah meluangkan waktu untuk memasak bersama. Siapa nih yang sudah rutin ajak anak di dapur?
Sebagai Ibu rasanya ingin melakukan semua bahasa cinta untuk si Kecil, melakukan yang terbaik untuk mereka. Termasuk dengan menghidangkan makanan-makanan enak di rumah! Pasti happy kan?
Intip yuk bagaimana sih bahasa cintaku untuk anak-anak di rumah lewat dapur? Check this out!
Memahami Bahasa Cinta Anak bersama Miyako dan Nikita Willy
Aku pernah dapat insight dari suatu podcast (yang aku lupa link-nya, sorry), namun intinya tentang komunikasi efektif. Bahwa jika ingin membicarakan hal yang serius, maka tunggulah orang tersebut kenyang terlebih dahulu.
Aku juga pernah mendengar suatu kalimat yang berbunyi, "Good Food, Good Mood". Memang benar adanya, bahwa apa yang kita makan mempengaruhi suasana hati kita. Setuju kan?
Jadi, memang sepenting itu mempersiapkan makanan untuk keluarga di rumah, yang tidak hanya enak namun juga sehat. Nah, kali ini aku akan cerita tentang bagaimana aku dan anak-anak membangun bahasa cinta kami masing-masing di dapur.
Bahasa Cinta Ibu untuk Anak di Dapur
Siapa nih yang suka ajak si kecil main di dapur? Selain bisa masak bareng, kegiatan di dapur juga bisa menstimulasi si kecil lho, seperti melatih motorik kasar, motorik halus, koordinasi mata dan tangan, matematika dasar, rasa percaya diri dan lain sebagainya.
Aku juga suka ajak anak di dapur. Sebagai perantauan tanpa ART, rasanya anak sudah aku anggap sebagai sahabat sendiri. Rasanya mau ngapain dan kemana juga si kecil ikut.
Nah, contohnya seperti foto di bawah ini. Aku dan Kakak sedang baking membuat cookies hias untuk Market Day di sekolah. Jika beberapa yang lain beli untuk dijual lagi, aku dan kakak memutuskan untuk membuatnya sedari nol dan packing sendiri. Seru dan pastinya effort!
Selain itu, Kakak di sekolah ada catering snack dan lunch, ini membuatku jarang membawakannya bekal.
Namun di Jum'at siang, Kakak ada jadwal ekstra kurikuler menari tradisional selepas pulang sekolah. Karena rumah kami jauh, jadi dia menunggu saja di sekolah. Jadi, aku membawakannya bekal. Biasanya kakak suka dibawakan kimbab.
Eits, bukan dengan nasi jepang/korea tapi ya. Aku membuat kimbab dengan nasi putih biasa yang aku masak dengan Rice Cooker Miyako Nanoal lho! Sudah pulen dan nggak lengket ke pancinya.
Sedangkan foto di bawah ini adalah ketika kami sedang membuat kudapan untuk cemilan sore. Sengaja aku belikan celemek dan topi koki karena mereka memang suka main-main di dapur. Agar lebih menjiwai as a cheff, hehe.
Saat memasak, kami menggunakan produk Miyako yang awet!
Salah satu bahasa cinta dariku untuk anak-anak adalah dengan memahami bahasa cinta mereka dan memenuhi kebutuhan cinta mereka agar selalu merasa disayangi. Bagaimanapun, Ibu bahagia melihat anak-anak bahagia.
Selain itu, aku berusaha untuk menghadirkan masakan yang enak dan sehat untuk keluarga di rumah dengan produk-produk Miyako. Salah satunya, di rumah aku menggunakan Rice Cooker Miyako Nanoal MCM 508 SBC dengan warna golden rose. Cantik kan?
Rice Cooker Miyako ini memiliki fungsi 3 in 1, bisa untuk memasak nasi, mengukus, hingga menghangatkan masakan. Dilengkapi dengan panci Nanoal, membuat Rice Cooker Miyako jadi anti lengket 10x lebih tahan lama.
Anti lengketnya betul-betul membuatku happy karena menjadi mudah dibersihkan dan yang paling penting adalah menjadikan nasi di rumahku tidak lagi kering, lengket di pancinya dan mubazir. Effortless deh saat membersihkannya.
Rice Cooker Miyako MCM 508 SBC lebih awet, tahan lama dan juga aman untuk kesehatan keluarga di rumah karena bebas PFOA, bersertifikasi SNI dan food grade. Ada 3 elemen pemanasnya juga lho di bagian atas, tengah, dan bawahnya.
Thermostat yang ada di Rice Cooker Miyako satu ini membuat nasi tetap hangat, tidak kering, dan tidak mudah basi.
Dengan menghadirkan Miyako Nanoal ini, rasanya bahasa cinta yang aku berikan pada anak-anak menjadi lebih lengkap.
Intip Bahasa Cinta Nikita Willy dan Miyako yang Penuh Inspirasi
Surprisingly, ternyata Nikita Willy pakai Miyako juga lho. Warna baby pink dari Rice Cooker Miyako yang dimilikinya sungguh memikat hati dan menambah cantik meja makan dan dapur. Naksir deh! :(
Anyway, kalian mengikuti Nikita Willy juga nggak sih? Sejak jadi Ibu dari baby Issa, parenting-nya kerap diapresiasi oleh netizen.
Bagaimana tidak, komitmennya untuk berlaku lembut, sabar dan konsisten menyajikan makanan sehat untuk keluarga membuatnya makin dikagumi.
Salah satunya adalah Nikita Willy menggunakan Rice Cooker Miyako untuk menunjang kebutuhan makan yang lebih sehat untuk keluarga. Itulah bahasa cinta dari Nikita Willy untuk keluarga.
Inilah Rice Cooker Miyako MCM-586 BH yang dipakai oleh Nikita Willy. Ini merupakan Rice Cooker Miyako Nanoal Berlian Hitam yang memiliki tiga fungsi yaitu memasak nasi, menghangatkan serta bisa mengukus.
Rice Cooker Miyako ini juga memiliki anti lengket 10x lebih tahan lama, lebih tebal, double coating dan Non PFOA. Jadi memang lebih awet dan aman untuk kesehatan keluarga.
Tahu nggak Magic Tonjolan di bagian atas itu? itu berfungsi untuk membuat nasi menjadi lebih enak. Fitur Soft Touch Opening memudahkan saat membuka dan menutup rice cooker dengan hanya sekali sentuhan.
Sedangkan dengan adanya thermostat pada Rice Cooker pilihan Nikita Willy ini bisa menjaga nasi tetap hangat, tidak kering, dan tidak mudah basi. Apalagi Miyako adalah salah satu produsen dari berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga asli dalam negeri di Indonesia. Bangga!
Adapun beberapa spesifikasi dan keunggulan Rice Cooker Miyako MCM-586 BH terangkum dalam gambar di bawah ini.
Terima kasih ya Miyako yang telah menyajikan produk-produk peralatan rumah tangga dengan harganya terjangkau, namun kualitas dan desainnya terbaik. Jadi Ibu bisa menyajikan makanan keluarga dengan lebih mudah dan praktis sebagai bahasa cinta Ibu untuk anak-anak.
Penutup
Dengan memahami bahasa cinta anak, Ibu menjadi tepat sasaran untuk memberikan apa yang terbaik untuk mereka sekaligus yang mereka butuhkan. Bahasa cinta Ibu akan terasa begitu hangat dirasakan oleh anak-anak hingga dewasa nantinya.
Seperti Nikita Willy yang menggunakan Rice Cooker Miyako sebagai bukti cintanya kepada keluarga, yaitu dengan memberikan masakan yang enak dan sehat.
Begitu juga denganku yang selalu berusaha memahami anak dan main bareng mereka untuk bisa memberikan bahasa cinta Ibu yang terbaik untuk anak-anakku, sahabatku. Terima kasih Miyako sudah hadir di tengah-tengah keluarga kami dan mendukung bahasa cinta Ibu untuk keluarga! :)
“Being a full-time mother is one of the highest salaried jobs in my field since the payment is pure love.” – M. Vermont
.
Posting Komentar
Posting Komentar