Siapa sih Moms yang suka 'senewen' lihat rumah berantakan? Ya sama, aku juga. Namun memang anak usia dini sedang masa eksporasi. Namun, penting juga lho Moms mengajarkan mereka disiplin membereskan mainan. Aku akan share nih ala aku mengenai tips agar anak mau membereskan mainan sendiri.
Untuk anak yang masih kecil, dunianya memang bermain. Bahkan belajar juga lewat berbagai permainan. Ini yang membuat rumah selalu berserakan mainan. Tak jarang juga aku menginjak mainan berupa lego, mobil-mobilan, barbie mini, dan mainan kecil lainnya di lantai rumah. Rasanya? Nyeri! (hehe).
Nah, alih-alih terus membiarkan anak eksplorasi dan membiarkan mainan terus berantakan. Yuk intip sebenarnya ada nggak ya manfaat mengajari anak untuk membereskan mainannya sendiri?
Manfaat Mengajari Anak Membereskan Mainannya Sendiri
Nah, sebetulnya kita juga bisa lho mengajari anak beres-beres. Berikut adalah manfaatnya. Check this out!
Mengajari anak untuk merapikan mainan sejak dini dapat melatih kemandirian anak.
Membiasakan anak untuk merapikan mainannya membuat mereka menjadi tahu tentang kepemilikan, yaitu mengetahui mengenai barang-barang miliknya. Tentu termasuk mengetahui cara merawat mainannya.
Selain itu, dengan mengajari anak beberes, anak akan belajar tentang sebuah konsekuensi. Sebagai contoh, saat anak enggan membereskan mainannya, mainan tersebut bisa saja hilang atau bahkan rusak.
Mengajari anak membereskan mainannya sendiri juga membuat anak bertanggung jawab, peduli pada lingkungan dan pola hidup sehat.
Tentu hal-hal di atas diajarkan sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya alias usianya. Namun memang harus sejak dini.
Kali ini, kita intip yuk apa saja ya tips agar anak mau membereskan mainan sendiri? Baca sampai selesai ya , Moms!
Tips Agar Anak Mau Membereskan Mainan
Ada beberapa cara yang bisa membuat anak bertanggung jawab akan mainannya (sesuai usia). Di sini juga aku share pengalamanku sendiri, alhamdulillah anakku usia 6 tahun dan 3 tahun sudah bisa membereskan mainannya masing-masing sendiri.
1. Punya pojok bermain
Pojok bermain di sini tidak harus luas maupun estetik. Aku pribadi memanfaatkan ruang tamu yang masih lesehan untuk pojok bermain. Di perantauan jarang ada tamu soalnya, hehe.
Nah di pojok bermain ini, Moms bisa menyediakan rak baik untuk buku maupun mainan. Namun, jangan memasukkan mainan dalam satu wadah besar dan dicampurkan semuanya.
Biasakan untuk meletakkan mainan sesuai kategori. Misalnya buku, mainan transportasi, lego, mainan boneka, pom-pom, figure animals, dan lain sebagaianya dalam tiap kategori.Selain memudahkan anak untuk mengembalikan mainan sesuai kategori, ini melatih anak untuk tanggung jawab serta berlatih permainan sortir juga sesuai jenis mainannya.
Moms harus percaya pada anak juga. Soalnya pengalamanku saat ada Moms lain ke rumah dan meilhat pojok bermain anakku, mereka sudah pesimis duluan dan bilang "Kalau anakku ini semua sudah berantakan seperti kapal pecah!"
Jadi Moms sendiri juga harus percaya dan konsisten since day-1. Anak itu fitrahnya baik, dan Insha Allah dimudahkan untuk mencintai keindahan juga. Rapi kan indah ya, toh ada waktunya main dan ada waktunya bersih kok.
2. Memberi contoh pada anak dengan kreatif
Untuk fase awal, Moms memang harus selalu konsisten memberi contoh saat beberes mainan. Moms harus sabar saat menyontohkan anak dimana letak mainan-mainannya berada. Memang nggak instan, tapi kesulitan dan kesabaran itu akan berbuah manis kok nanti saat usia TK.
Saat memberi teladan pada anak untuk membereskan mainan, Moms juga harus menggunakan cara-cara kreatif seperti dengan nyanyian, tarian, membacakan buku hingga menyelipkan permainan yang melatih tanggung jawab.
Jadi Ibu memang dituntut kreatif dan bisa mengobservasi karakter anak masing-masing. Karena bisa jadi cara A works di Moms A, namun tidak works di Mom B. Jadi banyak-banyak deh menghabiskan waktu dengan si kecil ya, Moms! Agar semakin tahu karakter anak dan cara nge-treat mereka.
3. Ada waktu bermain dan waktu rapi
Nah ini yang sudah aku bahas di atas. Kan kata orang berantakan itu baik, artinya anak sehat dan eksplorasi lancar. Namun Moms lupa tentang mengajarkan anak tanggung jawab dan merawat fitrah anak.
Singkatnya, jadi ada waktu untuk bermain dan waktu untuk hening.
Kalau aku pribadi, waktu main ada di setelah aku membereskan rumah. Biasanya jam 8 pagi. Jadi anak-anak sudah boleh bermain alias ngeberantakin rumah (wkwk) mulai jam itu.
Namun, rumah harus kembali rapi di saat jam Ayah pulang kerja, yaitu jam 5 sore. Jadi anak-anak wajib membereskan semua mainannya tersebut. Jadi jam 5 sampai Maghrib rumah rapi. Setelah itu anak ada di fase calm. Biasanya ini sudah lebih banyak ngobrol, baca buku, screen time, ngaji, belajar dan kegiatan yang tidak banyak mengeluarkan keringat.
Ini bisa jadi berbeda dengan keluarga lain, aplikasikan sesuai kondisi masing-masing keluarga saja.
4. Komunikasi efektif
Yang tidak kalah penting adalah komunikasi efektif. Jadi kita sebagai Ibu juga harus paham tahapan anak untuk berkomunikasi efektif. Untuk usia dini, pantang memberi banyak perintah.
Jadi, sebaiknya Moms memberi instruksi satu per satu.
Memang terasa lama, namun lebih efektif. Misalnya Moms memberi instruksi untuk meletakkan boneka di keranjang biru. Setelah selesai, baru deh berikan instruksi lain. Sesuaikan dengan usianya. Sabar ya, Moms ^^
5. Apresiasi
Jangan lupa untuk memberikan apresiasi anak. Namun, jangan berlebihan.Karena memang itu adalah bentuk tanggung jawab dan memang sudah merupakan tugasnya kelak untuk merawat barang milik sendiri. Berikan apresiasi sewajarnya.
Jangan lupa sisipkan mengapa Moms bangga dengan si kecil. Misalnya, "Ibu senang Raina bisa membereskan mainannya sendiri. Raina anak yang bertanggung jawab dan mandiri".
Kalau aku biasanya sambil toass dan selebrasi sambil senyum ceria. Dan kemudian ajak anak melanjutkan kegiatan lain yang lebih banyak ngobrol aja.
Penutup
Semoga sekelumit tips agar anak mau membereskan mainan sendiri dari aku bisa memberi pencerahan ya untuk Moms. Semangat!
.
Posting Komentar
Posting Komentar