Saat remaja, aku belum ada bayangan mengenai tanda tanda menstruasi. Rasanya bingung dan takut. Namun setelah menikah dan punya dua anak, justru selalu deg-degan setiap tanda-tanda menstruasi itu datang. Ini menstruasi atau tanda kehamilan ya?
Nah, kita nostalgia dulu deh saat remaja dulu. Teman-temanku mostly sudah pada haid saat itu. Aku terhitung yang lumayan lama untuk ukuran rekan sebaya. Sehingga saat mereka bercerita mengenai menstruasinya, ya aku bingung seperti nggak ada bayangan.
Hingga tiba saat aku menstruasi juga. Ingat sekali saat itu pulang sekolah, rok basah berdarah. Rasanya memang nggak nyaman. Namun berbekal dari cerita teman-teman yang sudah mengalaminya, aku menjadi nggak terlalu panik.
Setelah pulang aku memberitahukannya pada Ibu, dan beliau memberitahukanku untuk melakukan apa saja yang harus dlakukan saat haid. Ini penting ya teman-teman untuk selalu terbuka dengan Ibu kalian.
Tanda Tanda Menstruasi Pertama
Sebelum menstruasi, setelah diingat kembali, nyatanya ada sinyal tubuh kok yang memberitahukannya. Meski terkadang nggak disadari, atau bahkan ada yang ekstrim gejalanya di beberapa anak remaja.
Menstruasi yang pertama kali pada anak remaja disebut juga dengan menarche. Ini umum terjadi pada usia 11-14 tahun. Namun reaksi tubuh setiap anak memang berbeda-beda ya.
Saat pertama mens, mungkin darah yang keluar masih sedikit atau bahkan hanya bercak merah/cokelat. Namun tenang saja, seiring dengan kestabilan hormon, menstruasi akan berangsur stabil juga kok. Siapkan saja celana dalam bersih, pembalut yang terbaik dan hal lain yang diperlukan.
Berikut adalah beberapa tanda tanda menstruasi pertama yang Ibu dan anak remaja wajib mengetahuinya :
1. Tumbuh jerawat
Saat haid, kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat (setelah sebelumnya menurun drastis). Perubahan ini merangsang produksi sebum alias substansi minyak yang fungsinya sebagai pelumas kulit alami.
Akhirnya jerawat muncul saat pori-pori kulit kita tersumbat akibat sebum, sel kulit mati, dan bakteri bertemu. Tingginya kadar testosteron saat haid juga mampu mengaktifkan kelenjar minyak, so produksi sebum di kulit semakin banyak.
2. Perut terasa kembung
Perubahan hormon saat mens mempengaruhi organ saluran pencernaan, seperti lambung yang bisa terstimulasi memproduksi asam lambung lebih banyak. Sehingga bisa saja menimbulkan keluhan seperti kembung, begah, mual, maupun perut yang terasa membesar.
Untuk meredakannya, kamu bisa mengompres hangat perut yang kembung, makan sedikit-sedikit namun sering, membatasi makanan pedas, berlemak, teh, kopi, soda, menghindari penggunaan pakaian ketat, serta berolahraga sesuai kemampuan.
3. Nyeri payudara
Tentunya nyeri payudara menjelang haid akibat naik turunnya dua hormon yang aku sebutkan di atas. Estrogen sendiri menyebabkan pelebaran saluran kelenjar payudara. Sedangkan progesteron menyebabkan pembesaran kelenjar susu. Hal tersebut akhirnya menyebabkan nyeri pada payudara.
Sebetulnya nyerinya nggak mengganggu, namun jika kamu mulai terganggu kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri, menggunakan bra yang nyaman, kurangi kafein, kurangi makanan berlemak dan tinggi garam, hingga mengonsumsi vitamin.
4. Badan pegal-pegal, sakit punggung, mudah lelah
Menjelang haid, hormon estrogen di tubuh kita menurun (nanti naik lagi saat darah mens keluar). Padahal hormon ini mengaktifkan bagian otak yang mengatur rasa sakit. Dengan jumlahnya yang turun, akhirnya semua rasa sakit yang seharusnya diatur oleh otak menjadi lebih mudah kita rasakan/sensitif.
Selain itu, produksi prostaglandin saat haid meningkat. Hormon ini mendorong darah keluar dari rahim. Meningkatnya produksi prostaglandin juga memicu kram perut, mual, muntah, diare, dan berbagai perasaan nggak nyaman.
5. Mengalami PMS
PMS (PreMenstrual Syndrome) umumnya terjadi 1-2 minggu sebelum menstruasi. Beberapa hal umum yang dialami perempuan saat PMS adalah mudah marah, mudah menangis, sangat sensitif, mudah gugup hingga cemas.
Jadi, PMS ini disebabkan oleh naik turunnya kadar hormon estrogen secara drastis, sehingga mood kamu juga menjadi tak menentu. Sebaiknya saat mens kamu tetap melakukan olahraga ringan (yoga misalnya), tidur yang cukup, jaga makanan, konsumsi vitamin, berpikir positif.
6. Mengalami keputihan
Naik turunnya hormon estrogen dan progesteron membuat ciri keputihan normal menjadi sedikit berubah. Menjelang haid, keputihan terkadang menjadi lebih bening, kekuningan, kecokelatan, encer, hingga licin.
Ini terjadi karena proses ovulasi (masa subur) dimulai. Keputihan sebelum menstruasi juga bisa terjadi pada kamu yang menggunakan KB hormonal. Selama nggak berbau dan nggak ada gejala lain (gatal maupun nyeri pada vagina), ini normal.
Tanda-Tanda Haid Normal
Tanda-tanda menstruasi yang telah dijabarkan di atas juga merupakan tanda-tanda haid normal. Selain itu, ada beberapa hal yang bisa kamu perhatikan :
1. Siklus menstruasi tepat waktu
Kalau aku pribadi biasanya tepat waktu sih siklus 1 bulan, cenderung maju harinya. Kalau kamu bagaimana?
Jadi, pengelupasan dinding rahim yang nggak dibuahi akan menjadi siklus menstruasi yang normal. Siklus normal bulanan haid biasanya 28 hari. Namun, memang nggak sama setiap orang. Ada juga yang siklusnya antara 20 hingga 40 hari.
Satu siklus menstruasi sendiri diukur dari hari pertama keluarnya darah menstruasi (bercak tidak termasuk), hingga hari pertama keluarnya darah menstruasi pada siklus haid berikutnya.
Jika siklusmu berantakan, atau bahkan nggak haid sama sekali atau haid berlebihan seperti pendarahan hebat, kamu wajib konsultasi ke dokter ya. Bisa jadi hormon/metabolisme kamu terganggu. Bahkan bisa jadi ada risiko penyakit tertentu.
2. Nyeri perut yang hebat saat menstruasi
Nyeri perut saat haid itu wajar, namun jika nyerinya hebat dan tidak segera hilang, kamu juga perlu waspada. Apalagi jika itu membuatmu sulit beraktivitas, kamu perlu konsultasi dengan dokter jika itu terjadi setiap kali menjelang mens.
Biasanya hal ini berhubungan dengan gangguan hormonal, peradangan, maupun kelainan organ reproduksi (fibroid, endometriosis atau adenomiosis).
3. Volume darah menstruasi normal
Umumnya, menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, dan tidak sering disertai dengan gumpalan darah serta alirannya lancar. Volume darah haid dan lamanya menstruasi tiap wanita memang bervariasi.
Jika kamu mengganti pembalut 5 kali sehari, menurut penelitian ini masih wajar. Namun jika lebih dari seminggu darah segar yang keluar masih banyak dan volumenya super banyak, kamu wajib ke dokter.
Darah menstruasi yang lebih banyak dari biasanya disebabkan dari hormon yang nggak seimbang, kelainan medis, atau kurang zat besi.
Jadi memang untuk para wanita menjadi penting banget nih untuk membuat mentruasi tracker untuk mengetahui siklus menstruasi, berapa kali ganti pembalut dalam sehari, bahkan keluhan-keluhan PMS yang kamu alami.
Perbedaan Tanda Kehamilan dengan Tanda akan Menstruasi
Nah untuk emak-emak yang anaknya sudah banyak, suka deg-degan nih kalau mens akan datang. Hal ini dikarenakan gejalanya mirip dengan tanda kehamilah, hehe. Kira-kira apa saja ya yang membedakannya?
1. Kenaikan hormon progresteron
Dikutip dari Mayo Clinic, ovulasi adalah periode waktu saat indung telur (ovarium) melepaskan sel-sel telur matang yang siap dibuahi sperma. Sedangkan masa ovulasi pasti terjadi setiap bulannya secara normal. Hal ini terjadi sekitar 12-14 hari sebelum menstruasi.
Hormon progesteron ini akan terus dilepas dan titik tertingginya ada di sekitar 5-7 hari setelah ovulasi. Nah, kalau kamu hamil, tubuh akan terus memproduksi progesteron dalam jumlah tinggi.Kalau kamu nggak hamil, kadar hormon ini akan menurun dan menstruasi pun datang.
2. Kondisi tubuh menstruasi vs hamil
Nyeri payudara dan bengkak akan kamu alami menjelang haid, namun jika kamu hamil itu akan berlangsung selama kamu hamil dan mereda saat melahirkan.
Selain itu saat menstruasi, maka perut akan nyeri di bagian bawah dan perut itu sendiri. Ini bisa terus terjadi sampai selesai menstruasi. Namun saat hamil, kamu hanya nyeri pada satu titik dan reda dengan cepat.
3. Pebedaan flek menstruasi vs kehamilan
Saat menstruasi biasanya bercak darahnya muncul menjelang menstruasi dan setelah itu darahnya cenderung deras, merah tua, cokelat gelap, kental.
Sedangkan saat hamil, flek hanya satu dua tetes saja dan berwarna merah muda atau kekuningan selama 1-2 hari.
4. Mual muntah menstruasi vs hamil
Nggak semua wanita mengalami mual muntah menjelang menstruasi. Namun, saat menjelang mens biasanya pencernaan memang terasa nggak nyaman, bisa jadi mual, kembung, hingga diare.
Saat hamil, muntah biasa terjadi di pagi hari (morning sickness). Ini biasanya terjadi sebulan paska ovulasi, namun membaik saat masuk trimester 2 kehamilan.
5. Mood swing menstruasi vs hamil
Menjelang menstruasi biasanya wanita mengalami PMS dan mereda setelah mens selesai. Namun saat hamil, mood swing ini biasanya mereda saat melahirkan.
Penutup
Nah, untuk memastikan kamu menstruasi atau hamil tentunya kamu harus menggunakan testpack dan konsultasi serta pemeriksaan langsung ke dokter ya.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk remaja yang sedang bersiap mengalami menstruasi, Ibu yang sedang mendampingi anak-anak remajanya, hingga para wanita yang masih bingung mengenai tanda tanda menstruasi kah atau kehamilan. Terima kasih ^^
.
Aku sampe lupa awal2 kena haid dulu 🤣. Yg aku inget tiap kali dpt udh kayak guling2 mau pingsan saking sakitnya 😔. Sampe akhirnya dibawa ke shinse, baru sembuh. Makanya aku ga kuatir kalo anakku ntr haid, bakal sakit ga Yaa. Soalnya tau banget rasanya gimana 😵
BalasHapusAku jaman SMA bgt itu, selalu izin pulang pas siang-siang kalau haid day 1 atau 2 tapi sejak kuliah alhamdulillah membaik, nyeri tapi masih beraktivitas biasa. Sehat-sehat kak ^^
Hapus