Ceritanya, ingin menjadi Ibu digital yang bisa baca peluang, seperti tiga rekanku yang nanti aku bicarakan di artikel ini. Memanfaatkan gawai untuk produktivitas serta kebermanfaatan diri. Di sini, aku juga menuliskan perjuanganku menemukan gawai impian. Karena seperti kata banyak motivator handal, bahwa mimpi memang layak untuk diperjuangkan.
Akhir tahun adalah momen yang tepat untuk merefleksikan produktivitas setahun ke belakang, dan membuat resolusi di tahun depannya. Namun segelintir orang ada yang berpikiran, "Ah nggak perlu repot bikin resolusi di tahun baru segala. Aku sih setiap hari ada resolusi dan evaluasi!"
Ya sah-sah saja sih, tidak usah berdebat juga (hehe). Apapun yang kita lakukan, itu yang terbaik menurut kita dan untuk kebahagiaan hidup masing-masing. Saling menghargai saja.
Seperti pemilihan nama blog, ya terserah masing-masing blogger kan? Ah, jadi ingat saat mengikuti blog coaching dan harus menentukan nama blog. Have no idea saat itu.
Hingga ada suatu momen, aku membuka kembali buku antologi yang telah aku tulis beberapa waktu lalu. Judul yang aku pakai untuk naskahnya adalah Wanita Berdaster di Balik Gawai. Langsung deh muncul "AHA" momennya.
Di naskah tersebut aku bercerita mengenai betapa gawai menemaniku, bahkan sangat membantuku menemukan jalan hidupku (yang sekarang). Dari wanita single yang aktif dan produktif di masanya, hingga menikah dengan lelaki yang baru dikenalnya, melahirkan dan ter-epic-nya adalah resign. Kehidupanku berubah saat menjadi Ibu yang stay di rumah.
Namun untungnya jaman dan teknologi kian maju. Thanks to pandemi juga sih, karenanya segala hal yang dulunya tidak mungkin bisa menjadi ada. Salah satunya aktivitas online di rumah saja.
Kini segala hal bisa dalam genggaman, meski hanya dari sebuah ruangan di dalam rumah. Dinding itu kini bukan pengahalang. Bagaimana menurut kalian? Apa saja yang sudah kamu lakukan beberapa tahun belakangan dengan gawaimu itu?
Gawai bagiku adalah tools yang bisa membuatku terus eksis dan pada akhirnya bisa menghargai diriku sendiri. Dengan meningkatkan kreativitas yang aku punya di dunia digital tentunya. Value lain yang aku usahakan adalah bisa bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu yang juga ingin berdaya di luar sana. Nyatanya, aku bisa terus merasa "hidup" meski hanya dari rumah.
Anyway, akhirnya untuk nama blog, aku ubah sedikit dari judul naskah buku antologiku tersebut yaitu menjadi "Ibu di Balik Gawai". Filosofinya sih, ada seorang Ibu yang mencoba untuk terus produktif di balik gawainya.
1. Ini Kata Ibu Digital yang Bisa Baca Peluang dengan Gawai Mereka
Kemarin aku sempat bertanya pada tiga rekanku yang aku kagumi dan aku banggakan (asik), mengenai peran terbesar gawai dalam kehidupan mereka. Mau tau nggak?
Berikut adalah jawaban dari mereka mengenai gawainya :
Aku sangat sepakat dengan ibu produktif yang terus bisa menggapai mimpi-mimpinya dengan gawai yang mereka punya. Terlepas berkarya dari dalam rumah atau luar rumah, dengan ART atau tanpa ART, tinggal di kampung halaman atau merantau ke negeri orang. Tidak ada penghalang, selama kita sendiri mau!
Aku sangat bersyukur bisa produktif dengan gawaiku ini. Di tahun 2019 - 2021, tepatnya di masa pandemi yang mencekam itu, aku akhirnya menyanggupi untuk menjadi content creator dan admin media sosial Instagram suatu komunitas pemberdayaan perempuan yaitu @ibuprofesionaltangerangkota.
Apa spesialnya hal di atas? Aku pribadi menghargai setiap progres yang aku lewati dalam tiap sesi kehidupan (meskipun itu kecil).
Menurutku, membuat konten untuk akun dengan pengikut yang relate dan jumlahnya lumayan banyak serta aktif, akan banyak juga yang merasakan manfaatnya (entertaining, educating, influencing, dan sebaiknya).Di sana aku membuat konten grafis, video, hingga ngobrol dengan followers di instagram.
Baaimana dengan saat ini? Lengser dari sana, tak lantas berdiam diri, cari kebermanfaatan lainnya. Aku menjadi co-founder suatu wadah menulis khusus perempuan bernama @bahasa.semesta_ (desainer grafis juga).
Behind story kami membuat Bahasa Semesta adalah, aku dan tim ingin membantu para perempuan di luar sana untuk tetap berkarya dan menyimpan kenangannya, bahkan diharapkan bisa writing for healing dengan tema buku yang kami hadirkan.
Adapun tema yang kami hadirkan sebagai tema bukunya, meliputi isu kesehatan mental, dunia Ibu, hingga motivasi hidup. Kami harap tulisan tersebut bisa bermanfaat dan bisa memeluk erat pembacanya (agar tidak merasa sendirian).
Kemudian aku juga membuat ilustrasi untuk cover buku antologi Bahasa Semesta berjudul "The Journey of Self Love". Ya, desain di bawah ini aku buat hanya dengan aplikasi yang ada di ponselku (Medibang Paint). Bukan tablet! Betul-betul ponsel dengan stylus pen yang dibeli terpisah di marketplace seharga lima puluh ribu rupiah (hehe).
Selain beberapa aktivitas di atas, aku juga menggunakan gawaiku untuk membuat konten media sosial (sebagai KOL), serta mengambil foto untuk penunjang artikel di blog pribadiku ini.
Dari beberapa project tersebut, aku tidak hanya berkarya, namun juga bisa menghasilkan pundi-pundi tabungan saat menjadi stay at home mom.
Gawai yang aku punya juga sudah menemaniku belajar dari ruang belajar satu ke ruang belajar yang lain, menemukan komunitas yang sefrekuensi, hingga bisa berkoneksi dengan kalian semua yang membaca tulisan ini (I feel so blessed, tiba-tiba terharu hehe).
Yang pasti, rasanya tidak bisa dijelaskan satu per satu peran gawai yang aku rasakan dalam hidupku sekarang. Tentunya lebih banyak dari pada yang aku paparkan di sini.
Oh iya! tidak lupa juga, terdapat salah satu peran gawai yang terpenting. Dengan gawai, aku bisa mendokumentasikan setiap momen keluarga. Yang datangnya mungkin tak setiap hari. Uniknya tak setiap saat. Rindunya tak setiap waktu. Kenangannya bisa terekam dengan gawai impian.
"What I like about photographs is that they capture a moment that's gone forever, impossible to reproduce."- Karl Lagerfeld
Nah, dari tadi ngomongin peran gawai dalam hidup emak-emak produktif, sekarang aku akan ceritakan bagaimana aku bisa membeli ASUS pertamaku dengan uang PHK!
2. ASUS, Gawai Pertamaku Saat Awal Masuk Dunia Kerja Setelah Terkena PHK
Di tahun 2015 aku terkena PHK dari sebuah perusahaan swasta yang mengekspor sepatu terkenal (kalian pasti tau deh hehe). Tapi di case ini, semuanya memang terkena PHK, alias pabrik (cabangnya) tutup!
Sedih sekali sih, apalagi sulit menemukan rekan kerja yang frekuensi keseruannya bisa sama. Tapi ternyata, aku diambil oleh pabrik pusat dan dipekerjakan lagi di sana (alhamdulillah).
Seperti yang kalian tahu, bahwa PHK jika sesuai dengan ketentuan pastinya mendapatkan kompensasi yang cukup besar. Ya, meski aku baru hampir setahun bekerja di situ, kompensasi yang aku dapat sudah sangat lumayan.
Foto di taman depan kantor sebelum PHK |
Karena aku langsung dapat pekerjaan lain, uang kompensasi tersebut aku sisihkan sedikit untuk self reward (anak sekarang banget ya istilahnya). Self reward-nya adalah membeli tablet impian. Sesuatu yang mungkin dengan mudahnya orang lain beli, namun untukku harus di PHK terlebih dahulu agar ada "uang lebih dan uang aman" (hehe).
Akhirnya aku naksir dengan Asus Zenpad kala itu (lupa tipe apa). Desain tabletnya tidak begitu besar, namun elegan, dan semua yang aku butuhkan ada di dalamnya. Sebagai Health, Safety and Evironment Officer alias K3 perusahaan yang bekerjanya di kantor dan juga inspeksi ke lapangan, ini gawai idamanku banget kala itu.
Aku menggunakan tablet tersebut untuk mencatat hasil temuan ketidaksesuaian di lapangan, mendokumentasikannya, hingga sebagai hiburan. Namun karena suatu insiden di lapangan, akhirnya tabletnya crack (nangis banget deh, risiko pekerjaan).
Sampai di situ kilas baliknya. Betapa ASUS memiliki kenangan baik untukku. Lama tak berjumpa, kini Asus menghadirkan Compact Size Zenfon 9! Nggak sabar untuk mengulik lebih lanjut lagi deh!.
3. Compact Size ASUS Zenfon 9 dalam Genggaman Ibu Digital!
Menelisik kembali pernyataan rekan-rekanku yang produktif di dunia digital, bahwa mereka kebanyakan membutuhkan gawai yang mudah digenggam. Apakah gawai impian mereka dan kita semua ada di Zenfon 9 ini? Berikut adalah keunggulan dari Zenfon 9, Check this out!
Zenfon 9 - Kameranya Ciamik!
Nah, fitur yang paling disukai kebanyakan Ibu digital adalah kamera yang ciamik. Nampaknya sekarang sudah repot ya jika harus membawa kamera profesional untuk "ngonten" dimana-mana? Jika ada yang mudah, kenapa ribet?
Jika ukuran ponsel berbanding lurus dengan performa, pernyataan itu terbantahkan dengan ASUS Zenfon 9 ini. Ponsel ini memiliki kamera belakang dual camera dan kamera depan yang sama-sama pro-grade. Sistem kamera ponsel ini sudah berteknologi 6-Axis Hybrid Gimbal Stabilization (kamera utamanya).
Lihat deh kameranya! Kamera utama beresolusi 50MP ini memakai sensor flagship dari SONY IMX766 dengan aperture sampai F1.9. Bahkan ternyata ponsel ini mampu merekam video 8K dengan kecepatan 24fps. Video bakal stabil banget deh meski diterpa guncangan saat kamu merekam satu tangan. Pas banget untuk kamu yang suka "ngonten".
Mengapa bisa seperti itu? Jadi kamera ponsel ini akan memantau setiap gerakan Zenfone 9 ke berbagai arah, kemudian ponsel menggunakan informasi tersebut untuk menyesuaikan posisi lensa secara real-time.
Jadi, dengan kemampuan keren ini, kamera utama Zenfone 9 akan merekam objek apapun tanpa distorsi optik alias ‘ghosting’. Ditambah lagi denan algoritma anti-guncangan dalam system Electronic.
Kemudian ada yang namanya Image Stabilization (EIS), ini akan mengeliminasi lebih banyak lagi dampak dari gerakan-gerakan yang tak diinginkan. Video akan selalu super smooth, bebas goyangan, pas deh untuk kamu yang profesional berkegiatan untuk media sosial.
Untuk kamera kedua di belakang memiliki lensa ultra-wide beresolusi 12MP dengan sensor SONY IMX363 dengan aperture sampai F2.2. Jadi mampu merekam video 4K pada kecepatan 60fps dengan EIS dan pengoreksi distorsi yang real-time, serta merekam gambar makro.
Anyaway, ponsel ini masih bisa fokus sampai jarak 4cm lho! Untuk kamera depan, Zenfon 9 menggunakan sensor SONY IMX663 dengan aperture sampai F2.45 dan mampu merekam video 4K dengan kecepatan 30fps atau FHD dengan kecepatan 60fps yang disertai teknologi EIS.
Oh iya, satu lagi, Zenfone 9 ini memiliki pilihan fitur dalam mengoperasikan kamera dalam Mode Night, Pro, Panorama, Slow Motion dan Timelapse. Kita bisa manfaatkan mode-mode ini untuk bikin konten maupun dokumentasi sesuai kebutuhan.
Zenfon 9 - Selalu Upgrade Jadi Lebih Baik
Layaknya manusia yang terus belajar jadi "the best version of our self", Zenfone 9 dibekali dengan sejumlah upgrade besar dari pendahulunya, si Zenfone 8. Kamu bisa pilih warna yang kamu banget nih, meliputi MoonLight White, Sunset Red, Starry Blue, dan Midnight Black.
Upgrade lain adalah layarnya. Ukuran layar Zenfon 9 ini sama dengan Zenfone 8, yaitu 5,9 inci, namun Zenfon 9 sudah menggunakan layar AMOLED yang mendukung refresh rate sampai 120Hz yang secara otomatis bisa berpindah ke 60, 90, dan 120Hz tergantung pada aplikasi atau konten yang sedang ditampilkan serta waktu respon 1ms.
Dengan kecepatan yang keren ini, kamu akan merasakan user experience yang lebih smooth saat mengakses berbagai aplikasi dan konten di ponsel ini.
Layar Zenfone 9 juga sudah dikalibrasi untuk menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik dari pada Zenfon terdahulunya. Untuk kemudahan mengakses konten di luar ruangan, layar Zenfon 9 sudah memiliki tingkat brightness sampai 800 nits (100% APL) dan peak maximum brightness 1100 nits. Ini bisa bikin konten kamu semakin bagus!
Zenfon 9 - Compact Size Idaman Emak-Emak Produktif
Mengingat kembali kak Ve dengan pemilihan gawai ala dia. Dia memilih gawai yang mudah digenggam.
Pas banget nih kalau Zenfon 9 kini ini dioptimalkan untuk penggunaan satu tangan dan kemudahan untuk disimpan di saku. Untuk Ibu seperti aku yang membawa tas, gendong adek, dan gandeng kakak. Sudah repot bawaannya, ponselnya jangan bikin tambah repot deh (hehe).
Jadi impian banget ya gawai yang ukurannya ringkas namun performa tinggi. Panjang ponsel kurang dari 14,8 cm, dengan lebar kurang dari 7cm. Tekstur permukaan ponsel juga lebih kokoh digenggam, namun tetap terlihat cantik.
ASUS Zenfone 9 kini dilengkapi juga dengan ZenUI 9 yang bikin performa ponsel lebih cepat dan mulus, sekaligus lebih pintar, dan sudah disesuaikan untuk penggunaan satu tangan yang lebih mudah. Dengan antarmuka ini, Zenfone 9 lebih mudah dinavigasi, dilengkapi dengan tool Edge untuk menemukan aplikasi favorit dengan lebih cepat.
Zenfon 9 - Meski Compact Size, Performanya Nggak Main-Main!
Performa ASUS Zenfon 9 nggak usah diragukan lagi. Prosesor flagship terbaru Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform sungguh bikin ponsel ini powerful. Chip baru ini bisa mencapai CPU clock speed sampai 3.2 GHz, menghasilkan performa CPU dan GPU 10% lebih tinggi namun dengan efisiensi CPU 30% dibandingkan sebelumnya.
Nah, untuk meminimalisir potensi bottleneck nih, Zenfone 9 dilengkapi LPDDR5 RAM sampai 16GB dan UFS3.1 storage. Asus Zenfon 9 ini juga sudah mendukung konektivitas Wi-Fi yang super ngebut (Wi-Fi 6E untuk menghasilkan konektivitas lebih stabil, cepat, bahkan saat ramai).
Yang paling bikin tenang ini sih. Zenfone 9 menggunakan baterai berkapasitas 4300mAh, jadi tenang untuk penggunaan seharian lebih. Bahkan, Zenfone 9 ‘meminjam’ teknologi STP (Specific Tab Process) dari ROG Phone 6 untuk pengisian baterai (lebih adem dan cepat). So, Zenfone 9 ini bisa menggunakan adaptor HyperCharger 30W untuk pengisian ulang yang lebih cepat.
Zenfon 9 - Audionya Jernih
ASUS menggandeng pakar sound di Dirac Research, Swedia. Keren banget deh emang!
Kerjasama ini sudah dijalin sejak project ROG Phone 3 dan dilanjutkan di ponsel ini untuk menghasilkan kualitas audio yang impresif dari dua speaker linier yang disupport oleh smart amps dari Qualcomm Aqstic TM dan jack audio 3.5mm yang menggunakan Qualcomm Aqstic DAC terbaru.
Zenfon 9 - Keamanan Mutakhir
Terakhir, aku pribadi sebagai emak-emak, butuh ponsel yang kuat menunjang keseharian. Kalau bisa aman saat tidak sengaja ketumpahan air sama anak nih. Zenfon 9 ini jawabannya.
Tidak hanya karena layarnya diproteksi Corning Gorilla Glass Victus, tapi Zenfone 9 juga sudah tersertifikasi IP68 yang artinya sudah anti air dan debu.
Dengan sertifikasi IP68 ini, berarti Zenfone 9 mampu memberikan kenyamanan penggunaan sesuai aktivitas di lingkungan apapun.
Penutup
Panjang juga ya perjalanan menemukan gawai impian untuk menunjang produktivitas keseharian. Pilihanku jatuh kepada ASUS Zenfon 9.
So, kamu adalah Ibu Digital yang bisa baca peluang? Support produktivitasmu dengan Compact Size ASUS Zenfon 9 dalam genggaman!
Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, sudah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store.
*Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari.
Posting Komentar
Posting Komentar