Daerah yang cocok untuk merantau? Memangnya ada ya daerah yang lebih enak untuk merantau dari pada daerah lainnya? Anyway, akhirnya aku mengisi kategori food-travel organik nih, setelah sekian lama postingannya kaya etalase. Huft, sorry!
Edisi Merantau ke Solo, Jawa Tengah
Merantau adalah kata yang sangat familiar untukku sejak 2010, tahun masukku di kampus. Nggak ada alasan khusus sih aku masuk kampus tersebut. Awalnya aku ingin berkuliah di Jogja gitu, tapi almarhum eyang kakungku melarang (don't know why).
Kemudian karena Purwokerto terlalu dekat dari rumah (sombhong amat!), I decided untuk merantau ke Solo. Padahal sebelumnya aku hanya sesekali lewat Solo, nggak pernah berhenti di kota tersebut. Hanya lewat sewaktu ingin ke rumah saudara di Karanganyar (Solo coret) dan Ngawi juga.
Tiga tahun tinggal di Solo membuatku merasa sangat nyaman, so homey tuh kotanya. Di Solo aku nggak ngerasa kesepian sama sekali meski banyak kenyataan pahit menghampiri (asik wkwk).
Yang aku suka dari Solo tuh, orang-orangnya ramah, kayaknya (ini mah sok tahu aja yha), orang-orangnya tuh less problem gitu. Karena aku sering lihat orang-orang enjoy the city.
Misalnya nih di trotoar gitu kalau sore sampai malam banyak yang nongkrong. Bukan, bukan hanya anak muda. Tapi semua umur dari balita sampai nenek-kakek. Jadi bukan hanya mahasiswa/remaja gitu. Tapi banyak yang family time di luar rumah.
Wisata Sekitar Solo Raya (dok pribadi) |
Bahkan terkadang nggak hanya kulineran, sekadar duduk santai aja sambil bersenda gurau gitu juga banyak. Kemudian sambil lihat event juga. Solo itu juara sih kalau ada event, kaya Solo Menari, Solo Batik Carnival, Asian Para Games, banyak!
Event kebudayaannya nggak kalah seru. Mungkin karena masih ada vibes keraton Surakarta gitu kali ya. Jadi vibes Jowo sama culture-nya masih kental gitu. Apalagi ada tempat ikonik kaya Solo Balapan dan Terminal Tirtonadi yang jadi judul lagu alm. Didi Kempot.
Udah gitu menurutku biaya hidupnya tuh terjangkau. Kotanya nggak besar, but enough. Aku juga nggak asing dengan bahasanya (medoknya) meski aku dari ngapakers. Karena ayahku asli Boyolali, jadi terbiasa dengar medok juga.
Intinya mah seru sih di Solo hehe. Menurutku Solo termasuk daerah yang cocok untuk merantau (versi aku). Terutama untuk mahasiswa.
Edisi Merantau ke Sukabumi, Jawa Barat
Ini edisi terhoror sepanjang aku merantau sih. Jadi sewaktu lulus kuliah Diploma di 2013, aku merantau ke Sukabumi. Perbatasan dengan Cianjur sih sebenarnya, bukan Sukabumi Kota. Bekerja di perusahaan ekspor atas sebuah rekomendasi kakak tingkat waktu itu.
Di sana nggak kenal siapa-siapa sama sekali. Hanya ada satu teman kampus beda kelas yang juga sama-sama diterima di situ. Jadi naik kendaraan umum dari rumah ke Sukabumi hanya by browsing aja. Sendirian dari rumah masing-masing.
Kota tetangganya Sukabumi : Cianjur (dok pribadi) |
Waktu itu janjian sama teman tersebut (dia start dari Solo), ketemuan di stasiun Kiaracondong, Bandung. Lanjut naik bus bareng ke Sukabumi. Jalannya aduhai mendaki gunung lewati lembah, berkelak-kelok jaman 'semono'.
Cari kos-kosan juga join temen itu dulu biar aman. Katanya sih yang punya kos itu teman dari temannya Ayahnya (paham?). Eh beberapa bulan paska merantau di sana temanku satu-satunya itu kecelakaan lalu lintas dan meninggal di tempat. Kejadian kecelakaan lalu lintas di sana tinggi banget memang.
Sungguh sangat amat kesepian di sana paska beliau meninggal. Banyak banget merasa culture shock juga deh. Dari segi bahasanya (Sunda banget!), stigmanya, edukasinya, cerita 'klenik'nya (ini ngeri wkwk). Berjalan satu tahun merantau di sana, Aku memutuskan to move as soon as possible!
Sebetulnya dari segi bahasa, aku nggak asing banget sih sama bahasa Sunda, karena pas SD dulu ada anak pindahan yang selalu ngajarin aku bahasa Sunda. Tapi rada beda deh bahasanya perasaan, lebih sulit dimengerti dan UMR-nya kecil wkwk.
Edisi Merantau ke Tangerang, Banten (Jakarta Coret)
Akhirnya mendarat di Tangerang. Proses pindahan ke sana cukup unik. Sebagian barangku nebeng ke mobil teman yang sedang dinas ke Sukabumi (beda perusahaan). Barang sebagiannya lagi nebeng mobil teman yang sedang dinas juga (tapi beda cabang). Se-rock-and-roll itu dulu memang.
Lega banget pindah ke Tangerang, finally bahasanya paham 100% dan nggak ada culture shock juga. Hanya saja ritme kerjanya luar biasa. Macet soalanya jalanan pas pergi dan pulang kerja tuh.
Dalam rangka jelajah Jabodetabek (dok pribadi) |
Sebelum punya motor sendiri, naiknya angkot. Pernah diturunin tengah jalan lanjut ngojek karena macet stuck (keburu telat absen). Pernah juga yang seharusnya hanya memakan waktu 1 jam sampai, ini 3 jam baru sampai karena banjir. Jabodetabek emang sekeras itu.
Sebetulnya kalau naik motor juga nggak jauh-jauh amat, bisa cari jalan tikus juga kan. Cuma waktu itu belum bisa beli motor. Baru bisa belinya setelah 2 tahun kerja wkwk. Tapi tetep sih jam pulang dan berangkat kerja macet dimana-mana.
Di Tangerang aku tinggal dari tahun 2014-2022. Nggak berasa banget ini kota perantauan terlamaku. Dari bekerja sampai jadi Ibu Rumah Tangga merangkap freelancer. Delapan tahun lamanya? Baru sadar!
Bagiku Tangerang ini nyaman sih so far. Di sana aku banyak kenal teman-teman hebat nan produktif. Teman-teman yang menemani perjalananku sebagai Ibu. Teman suka dan duka saat jauh dari keluarga.
Meski di Tangerang aku tinggal di pinggiran, namun membuatku lebih sering merasakan vibes Ibu Kota. That's why Tangerang disebut Jakarta coret. Pengalaman hidup di sana super duper banyak banget!
Menurutku Tangerang juga jadi daerah yang cocok untuk merantau sih. Nggak seramai Jakarta, namun tetap gemerlap dan UMR tinggi. Eh tapi, Tangerang itu luas hahaha. Tergantung Tangerang bagian mananya sih.
Hingga akhirnya 2022 kami harus pindah karena satu dan banyak hal. Nggak menyangka kota rantau kami selanjutnya adalah Pati. Kota kecil di bagian Jawa Tengah.
Edisi Merantau ke Pati, Jawa Tengah (Apakah ini Daerah yang Cocok untuk Merantau?)
Awal April 2022, kami sekeluarga tiba di Pati. Selama ini kami merasakan pindahan hanya pindah kontrakan dalam kota saja. Ini harus pindahan antar kota antar provinsi dan nggak ada yang bantu. Apalagi punya 2 balita. Lelah! hahaha.
Barang-barang kami diangkut truk dan kami mengendarai mobil pribadi, tentunya dengan bantuan google maps. Paksu baru satu kali ke sini saat harus tanda tangan penerimaan kerja. Anyway, beliau interview via daring.
Sedangkan aku, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di sini. Kami pun tidak punya keluarga sama sekali di sini. Hanya ada satu teman paksu yang kami kenal dan kami mintakan bantuan mencarikan rumah sewa.
Sebelumnya aku sudah browsing segala hal tentang Pati. Lokasi belanja, kuliner, sekolah, dan lainnya. Aku juga sempat tanya ke rekan bloggerku, mbak Windi Astuti. Beliau asli Pati, namun tinggal di Kediri.
Hingga kini sudah sekitar 4 bulan tinggal di sini, nampaknya aman terkendali. Nyaman juga. Kami tinggal di kotanya, jadi tetap crowded. Kotanya juga sangat bersih.
Kami tinggal di komplek yang orangnya keluar rumah hanya untuk bekerja, selebihnya di dalam rumah. Untuk anak ambivert kaya aku, ini sangat mengntungkan. Hehe. So far so good and I'm happy!
Namun, jujurly (hehe) I'm not sure sih ini adalahi daerah yang cocok untuk merantau. Mungkin untuk kamu yang belum punya personal branding yang kuat, posisi yang tinggi maupun punya skill mumpuni, kamu harus pertimbangkan merantau di sini karena UMR di sini rendah.
Pati since April, 2022 (dok pribadi) |
Tips Sukses Merantau (Hal yang harus disiapkan untuk merantau)
1. Hati yang kuat
Untuk kamu yang ingin merantau, apalagi betul-betul sendirian. Kuatkan hati, bahwa nggak semua hal berjalan lancar. Bahwa akan ada banyak hal yang membuat kecewa dan sedih. Bahkwa nggak semua hal akan mudah dijalani.
Di perantauan kamu nggak hanya akan bertemu orang baik. Mungkin kamu juga akan bertemu dengan banyak orang bermuka dua dan menyesatkan. Kuatkan hati dan selalu berdo'a, semoga kamu selalu dikelilingi dengan manusia-manusia baik.
2. Nggak takut mencoba
Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru. Di perantauan, kamu harus explore semua hal, karena bisa jadi waktumu di sana nggak lama dan akan berpindah lagi.
Kamu bisa coba kulinernya, tempat wisatanya, join komunitas sesuai hobi dan passion kamu, dan coba segala hal positif selagi kamu bisa! Ingat ya, hal positif! Jangan buang-buang waktu kamu untuk mencoba hal yang menyesatkan hidupmu sendiri.
3. Jaga diri
Di perantauan mungkin kamu akan menemukan banyak hal tabu. Yang bisa membuatmu jauh dari Allah, yang membuatmu berubah jadi nggak sebaik dulu. Akan banyak godaan-godaan setan yang mengajakmu pada hal buruk, banyak-banyak istighfar.
Jaga diri baik-baik. Baik ke semua orang boleh, namun untuk berteman dekat kamu harus memilih. Karena yang baik akan terdorong menjadi baik, karena yang positif akan menyebarkan vibes positif juga untuk sekelilingnya.
4. Cari tahu lokasi rantau
Ini hal teknis, tapi penting. Aku nggak tahu sama sekali dengan Sukabumi, Tangerang dan Pati sebelumnya. Namun sebelum ke sana aku mencari tahu segala hal dari kota tersebut di internet. Bisa via website, youtube, dan tanya dengan teman online yang tinggal dekat sana.
Biasanya aku cari tahu tentang daerah/geografisnya, rute kendaraan umumnya, kuliner, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya.
Jadi setelah sampai di kota tujuan, kamu berasa de javu. Hal ini dikarenakan kamu sudah menyelami dengan mendalam kota tujuan kamu merantau. Seakan kamu pernah ke sana (Padahal hanya virtual tour). Good luck!
Pilihan untuk Merantau (Kerja Merantau), Enak di Jateng atau Ibu Kota?
Sama saja. Dimanapun kamu tinggal, yang terpenting adalah hati yang ikhlas dan penuh syukur. Percuma di Ibu Kota kalau kamu setiap hari kerjanya mengeluh. Percuma di kota kecil kalau kamu selalu tidak puas. Nikmati kota rantaumu seakan kau sedang liburan!
Untuk kamu yang sedang merantau, semangat ya! Semoga lelahmu tetap membahagiakan dan berkah. Semoga yang berat diringankan, yang sedih diberi kebahagiaan dan yang sulit dimudahkan. Semangat!
Daerah yang cocok untuk merantau bagi orang lain, belum tentu cocok untuk kamu. Dan sebaliknya. Terima kasih sudah menyimak sampai selesai, semoga bermanfaat! ^^
Kalo aku udah nyaman di Bandung soalnya dingin tapi pengen sih merantau setahun dua tahun di Bali dan Korea Selatan hahaha mimpi
BalasHapusWah Bandung enak kayanya ya kak, aku ke sana cuma singgah nggak sampai merantau. Bali pernah cuma liburan. Korea Selatan nih perlu dicoba ;) aamiin dulu eh hehehe
Hapuswahh banyak juga yaa, aku merantau dari 2009 ke Jakarta, sama Tangerang, dan sekarang menetapnya di Depok. Yang paling ribet menurut aku di Serpong, Tangsel karena moda transportasinya masih agak2 susah ya, jarak public space juga jauh-jauh heuuu
BalasHapusEh bener sih, Tangsel dulu tuh kayanya enaknya mobil pribadi wkwk. Nggak tau deh sekarang. Karena aku tinggalnya di kabupaten. Jarang ke Tangsel wkwk
HapusSukabumi asyik soalnya punya pantai, tangerang juga gerahnya asyik, kediri juga asyik walau banyaj klenik hehe...insyaAllah selama ada Allah pasti baik2 saja dimanapun kita berada
BalasHapusKediri juga banyak klenik ya? Wah Sukabumi kota kayaknya enak ya. Aku yang perbatasan Cianjur dulu tuh. Kemana-mana jauh pisan euy ^^ hehehe
HapusSaya pun sudah beberapa kali pindah kota, awalnya mengikuti kepindahan tugas ortu. Setelah lulus SMA baru merantau sendiri.
BalasHapusPati sempat jadi wilayah KKN saya, 40harian di sana. Seru dan menyenangkan karena cukup dekat ke Rembang, Jepara dan balik ke Semarang
Wah pernah KKN ya di Pati? Andai ada tol nih nyambung Semarang. Bahagia sih ^^ hehe
HapusSeru banget kak bisa ngerasain banyak tempat untuk merantau. Banyak keluargaku di Solo, dan dari kecil sering banget liburan ke Solo dan memang kotanya enak banget buat tinggal. Beda kayak Depok dan Jakarta. Dua kota yang aku tinggalin sekarang.. Hehe... Macetnya ampun banget, tapi meski gitu tiap kota pasti punya hal yang ngangenin dan bisa bikin kita bertahan, ya...
BalasHapusIya bener tiap kota sebetulnya ada kenangannya masing-masing sih ^^ tapi emang Solo se-ngangenin ituh ya huhuhu
HapusPertama-tama salfok sama foto-foto jadul yang ditempelin stiker. Saya jadi terinspirasi nanti kalau butuh foto lama tapi wajah tidak mendukung, bisa ditempelin stiker, hehe. Wah ternyata udah pindah-pindah ke banyak kota yah mba. Saya dulu juga perantau, jadi relate dengan cerita di blog ini. Inget banget dulu pas pertama kali merantau untuk kuliah, nangis harus berpisah dari orang tua udah kayak ga bakalan pulang, eh ternyata 6 bulan kemudian bisa pulang karena libur semester 1 bulan.
BalasHapusHahahaha jadi malu. Iya nih photo lama masih slim, sekarang dah berubah jadi nggak pede mau nongol nih wkwkwk. Ah iya bener banget, pas kuliah awal tuh home sick. Lama-lama memahami arti hidup (berat amat yha) wkwk
HapusWoah sudah kemana mana ya Mbak. Solo daerah sudah perkotaan padat atau masih ada desa ya Mbak? Kayaknya kok asik.
BalasHapusDibilang kota ya kota, tapi nggak se-hectic kota besar kak ^^ cuma kata orang yang jarang ke solo sih jalannya susah dipahami karena banyak searah wkwkwk cuma vibes tinggal di sana lebih slow gitu, menikmati hidup bahasa simplenya wkwk
HapusMoga entar merantaunya sampai ke Jember biar ketemu sama teman sekelas ini. hehe. Biar makin banyak pengalaman mengenal budaya dan keseharian masyarakat.
BalasHapusMasha Allah pingin ih liburan ke timur kaya Surabaya, Jember, Malang. Blas nggak pernah :( huhuhu
HapusKalau aku pilih kota Solo nih mba untuk merantau makanannya murah2 dan yang bikin betah budaya jwanya sangat kental dan orang2nya ramah2 aku kalo jalan k Solo selalu happy tapi dimanapuj kita merantau yang penting pintar menyesuaikan diri
BalasHapusBener banget kak ^^ skill mudah beradaptasi perlu bgt buat perantau ya wkwk. Solo emang senganenin ituh
HapusMbak, aku salut sama pengalaman merantau mu. Tiap kota ada cerita, dan semuanya meninggalkan kenangan dan kesan tersendiri ya. Aku setuju sih dengan closingnya: Daerah yang cocok untuk merantau bagi orang lain, belum tentu cocok untuk kamu.
BalasHapusMakasih mbak ^^ iya nih setiap kota punya cerita!
Hapusaku 26 tahun belum pernah merantau sama sekali, gatau rasanya kayak gimana. kadang suka pengin, tapi kadang juga mager wkwk
BalasHapusHahahaha nggak papa kak, malah jadi hapal daerah tempat tinggal nih ^^ bisa jadi tour guide di situ wkwk
HapusWahh aku pernah merasakan pindah2 sekolah nih karena ikut ortu merantau, jujurly memang harus kuat2in hati tuh Mbak soalnya kita bertemu dengan org2 yg belum kita kenali dan beda” gitu budayanya dan untungnya masih merantau di seputar Sumbar jadi setidaknya perbedaan itu gak terlalu mencolok bnget, hihi
BalasHapusPasti deg-degan ya tiap mau pindah. Apalagi dah sekolah, jadi murid baru kan nggak semudah ituh wkwkwk keren kak! ;)
HapusSebenarnya Jabodetabek bukannya keras tapi penuh perjuangan... eh sama aja yak, hehe.
BalasHapusMeski begitu, jadi banyak pengalaman dan seni merantau ya mbak..
Wakakakak ngakak aku baca ini ^^ Jabodetabek panas dan penuh perjuangan memang mba
HapusMbak aku baca ini kok sedih ya. Aku nyaris ga pernah merantau. Sejak lahir tinggal di Jogja selama 25 tahun. Sempat ngekos pas PKL 2 bulan aja di Surabaya. Aku suka bepergian, tapi bukan untuk tinggal. Bagiku 2 bulan masih kuanggap "liburan". Tapi begitu nikah aku pindah ikut suami tinggal di Jakarta. Banyak nangisnya krn jauh dari keluarga, teman2, kota yg keras dll. Padahal aku kerja juga jadi sibuk. Setelah punya anak beli rumah di Jakarta coret aliaas Depok. Mungkin bisa dibilang ini tahun ke 5 kalau total dihitung2 tinggal di Depok. Dan masih sayang banget sama Jogka hiks. Meskipun di Depok semua yang orang inginkan ada, tapi ga bisa ngalahin Jogja
BalasHapusSelain Solo, Jogja emang ngangenin juga :'( kebayang sih. Jakarta coret memang apa-apa ada, ke Ibu kota deket. Tapi emang se-hectic ituh hari-harinya ya, apalai vibes berangkat dan pulang kerja huhuhu sehat selalu sekeluarga ya mbak, bahagia dimanapun berada ^^
HapusTurut berduka atas sepeninggalan temannya. Gak nyangka banget ya, tapi gimana lagi karena itu kuasa Tuhan. Btw seru banget ya bisa pindah-pindah tempat, dapat banyak pengalaman seru dan uni. Kalau saya sih pengen deh ke Solo sekali-kali. Dulu pernah lewat sekali dan kotanya etnik banget, ada banyak bangunan Jawa seperti kerajaan jaman dulu.
BalasHapusMakasih ya kak, sedih banget asli pas itu. Shock banget juga. Alhamdulillah bisa move secepatnya karena rada trauma. Iyanih, Solo vibes Jowonya masih kental ^^ seru hehe
HapusAku pernah menemani suamiku kerja di Semarang tapi enggak cocok soalnya Bandung udah nyaman banget buat saya. Akhirnya balik lagi deh dan menetap di Bandung
BalasHapusAku sering denger Bandung enak banget juga buat menetap. Semoga sehat dan bahagia dimanapun berada ya kak ^^
HapusAku pernah merantau ke ibukota
BalasHapusMeski selama 1,5 tahun, cukup menantang juga
Seru dan banyak pengalaman
Bener, berasa hecticnya ya mba ^^ wkwk
HapusWahh sudah merantau di beberapa tempat, ya mbak.
BalasHapusSemoga bisa menjadi perjalanan spiritual anak-anak juga dalam memahami lingkungan dan kebesaran-Nya, ya mbak
Kalau saya masih merantau seputar Jawa Timur saja sih, Probolinggo-Surabaya-Pasuruan.
Btw belum pernah ke daerah Jawa Timur, kah mbak?