Selain masalah biaya, kegiatan daycare juga biasanya jadi bahan pertimbangan parents memilih tempat yang dipercaya untuk menitipkan sejenak anak-anak. Kegiatan apa yang harus ada di daycare?
Yes, ngomong-ngomong soal daycare, nyatanya nggak semua orang tua bisa menjaga anaknya 24 jam/7 hari. Bukan berarti boleh dibanding-bandingkan dengan stay at home mom ya. Karena keadaan dan kesepakatan masing-masing keluarga itu jelas berbeda.
Kebetulan aku full menemani anak-anak di rumah, tapi akupun juga punya circle Bu Ibu dimana mereka galau memilih daycare terbaik untuk anak-anaknya. Dari curhatan-curhatan yang ada dan berbagai referensi, kita ulik bersama yuk tentang ini.
Lebih Baik Menitipkan Anak di Daycare atau Pengasuh (Baby Sitter)?
Tergantung sih jawabannya. Ada banyak hal yang jadi bahan pertimbangan, antara lain:
1. Goals Keluarga
Setiap keluarga pasti punya pertimbangan berbeda-beda. Sebagai gambaran adalah kalian ingin tipe penjagaan yang seperti apa? apakah menjaga anak saja? atau harus pegang pekerjaan rumah juga sesekali (misal saat anaknya tidur si pengasuh mengerjakan pekerjaan rumah)?
Selain itu mungkin untuk keluarga A ingin anaknya di daycare yang dekat dengan kantor dan praktis. Sedangkan B ingin pakai pengasuh agar bisa stay di rumah dan mungkin bisa dipantau dengan anggota keluarga lain.
Bisa jadi ada yang ingin di daycare agar anak dapat stimulasi, karena jaman sekarang susah cari pengasuh yang bisa diajarkan untuk corcern terhadap stimulasi perkembangan anak (jarang bukan berarti nggak ada).
2. Biaya Daycare vs Pengasuh
Perbedaan budget antara pegasuh dan daycare biasanya ada di beberapa hal, seperti untuk daycare biasanya sudah include semua biayanya (makan, biaya bulanan, dll). Meski biasanya cenderung mahal, apalagi di Jakarta. Namun secara umum (umum ya non-premium) biasanya start from 2-4 juta per bulan. Untuk yang premium bisa 10 juta-an.
Sedangkan untuk pengasuh biasanya ada biaya lain-lain seperti biaya pulsa, sembako, agensi (jika pakai), THR, jajan anak, berobat, dll. Kalau ditotal kisarannya mulai dari 3-5 juta per bulan. Ini tergantung tingkat kehandalan sang pengasuh, domisili, pengalaman, dan untuk baby biasanya akan lebih mahal ketimbang balita.
3. Tipe pengasuhan dan keamanan
Terkait dengan pengasuhan anak, biasanya daycare (yang non premium) tidak bisa eksklusif, artinya 1 pengasuh memegang beberapa anak (2-3 anak). Daycare juga hanya buka di jam tertentu. Saat anak sakit juga biasanya daycare tidak mengijinkan si anak untuk dititipkan untuk menghindari penularan dengan anak lain.
Untuk pengasuh (baby sitter) biasanya hanya memegang anak kita, lebih fleksibel terkait waktu, dan bisa saja nego lembur sesuai kesepakatan. Selain itu, anak nyaman di rumah sendiri, dan saat anak sakit bisa dipegang juga di rumah.
Terkait keamanan, seharusnya baik daycare maupun di rumah harus memiliki CCTV. Apalagi kekerasan anak akibat ulah pengasuh kerap terjadi (ngeriii).
Jangan lupa periksa juga latar belakang dan track record si pengasuh maupun day care. Bangun juga support system pengawasan dari tetangga, kalau perlu lakukan sidak alias datang secara tiba-tiba untuk melihat kejadian sehari-hari yang sebenarnya.
Kegiatan Daycare Sebagai Bahan Pertimbangan
Nah, untuk memilih daycare mana yang cocok dan akan dipilih nantinya, parents bisa tanya kegiatan apa saja yang ada di dalamnya. Berikut adalah kegiatan daycare yang bisa parents tanyakan untuk pertimbangan memilihnya:
1. Stimulasi motorik di luar ruangan (alam bebas, even hanya di teras atau halaman)
Ini tentu penting untuk optimalisasi perkembangan anak. Saat bermain di luar, anak juga bersosialisasi, berlatih sabar dan menunggu. Selain itu anak juga berlatih bermain secara bergantian dengan teman dan bisa berolahraga untuk kesehatan serta kebugaran.
2. Ada evaluasi kemajuan perkembangan anak (report harian, serta berkala setiap mingguan dan bulanan)
Ini juga penting, terutama untuk yang concern terhadap record tumbuh kembang anak. Selain untuk apresiasi kemajuan anak, report ini juga bisa sebagai warning terkait pantauan red flags atau stimulasi mana nih yang harus ditingkatkan lagi.
3. Sesuai goals keluarga (mengajarkan adab dan tauhid dalam keseharian)
Nggak dipungkiri untuk aku pribadi sebagai orang tua tentu ingin anak-anak terlatih sejak dini terkait adab dan tauhid, Allah first. Jadi perlu pilih daycare yang juga concern terhadap ini, sehingga membantu kita untuk mencapai goals tersebut.
Misalnya berdo'a sebelum melakukan kegiatan tertentu, bernyanyi lagu islam juga (tak hanya lagu anak secara umum), mengaji disesuaikan dengan usianya, adab terhadap orang lebih tua, berkata yang baik, saling menghargai dan banyak lainnya.
4. Stimulasi sensorik dan kegiatan terstruktur lainnya
Terdapat kegiatan melatih semua indera anak, seperti sensori bermain pasir, air, dan lainnya. Diharapkan di daycare juga memiliki kegiatan terstruktur untuk menunjang kemandirian dan life skill si anak sesuai usia. Free play (waktu untuk bermain bebas) juga penting.
Source : domusstudio[dot]com |
Nah, selain kegiatan daycare di atas, tentu daycare seharusnya memiliki area bermain dan belajar serta istirahat yang berbeda agar anak juga bisa punya ruang istirahat (lebih hening).
Pastikan lokasi dan bangunan juga aman. Sebetulnya desain yang baik adalah anak bisa melakukan kegiatannya sendiri, jadi lebih kids friendly. Anak bisa dengan mudah mengambil mainan, minum, dan berkegiatan lain untuk melatih kemandiriannya, namun tetap aman serta sesuai usia dan kemampuan.
Untuk segi makanan yang diberikan juga harus dilihat higienitasnya serta gizinya ya, Moms.
Biasanya dalam memilih daycare, para Ibu juga based on rekomendasi Ibu lainnya #MomSupportMom. Tapi kalau kamu pingin baca tulisan tentang blogging, buku, dan hal menarik lain kamu bisa mampir ke Blog Serambi Naqiibah.
***
Last but not the least, anak harus bahagia saat mengikuti kegiatan daycare yang ada! That's important ;)
woow, mahal juga ya mbak😅 aku baru tahu kalo semahal ituuu
BalasHapustapi, sebenernya enak juga sih kalo di daycare anak jadi punya teman. kalo di rumah rada kasian kesepian (kayak adek ku hehe)
btw, kalo pengasuh itu khusus anak ya? bukan sekaligus ART gtu?
Iya semuanya ada plus minusnya memang ya wkwkwk. Tergantung sih mbak, ada juga ART merangkap ngasuh, ada juga pengasuh khusus anak (baby sitter). Kebijakan keluarga aja butuhnya apa hehehe ;)
HapusMantaap.. Untung anakku ku jaga sendiri, pas masih kerja jebolnya di baby sitter emang... Makanya resign pilihan tepat.
BalasHapusAku dari awal punya anak dah resign Buk, nggak ngerasain jebolnya kantong buat bayar pengasuh wkwkwk :') memang butuh budget khusus ya apalagi kalau pengasuh dan daycarenya qualified alias bagus banget. Mau nggak mau budget juga 'bagus'
HapusBuset, mahal juga ya ternyata wkwkw. Duh, PR sendiri ini memang ya
BalasHapusIya apalagi kalau mau yg bagus :') mahalnya ampun-ampunan hehe
Hapussejujurnya aku belum kepikiran bawa anak ke daycare sejauh ini mbak hihihi karena memang tujuan resign saat hamil adalah buat fulltime sama doi, alhamdulillah keuangan cukup bisa direm juga hahaha. Karena sama2 tahu aja lah, gimana biaya daycare yg "bagus" kan :')
BalasHapusYes, mbak ;) akupun gak pakai pengasuh, ART n daycare. Cuma memang tmn2ku pada pakai, jd pada galau masalah ini, aku pingin ngulik lebih jauh. ternyata milih daycare maupun pengasuh bikin bingung bgt ya :') dramanya juga pasti ada aja, strong sekali mamak2..
HapusAku suka nitipin anak ke daycare kalau pas ada acara offline di hari kerja. Di sini biasanya yang harian range nya antara Rp50ribu - Rp75ribu. Dengan catatan bawa makan sendiri.
BalasHapusKalau yang bulanan ya sekitar Rp1.5 juta sama Rp2jutaan, ada yang kalau bonafid ya ampe 3jutaan.
Makanya terus akhirnya resign, karena kalau nekat kerja kok rasa2nya gajinya habis cuma buat bayar daycare doang. Sama aja bohong :D :D Mending diurus sendiri :D :D
Oya, sebelum pandemi aku juga suka minta suami cuti. Trus pas kakaknya sekolah, adiknya titipin daycare, aku sama suami jalan2... biar tetep waras jadi ortu. Nanti pas ketemu anak udah happy dan siap seru2an lagi :)
Wah Semarang lumayan juga ya harganya, mbak :') ckckck. Memang kalau mau ke daycar bonafit gajinya harus "uhuk" biar merasakan gajinya, ngga bablas buat daycare doang wkwk.
HapusSkg coach dah keren, semua terhandle. Itungannya perantauan memang ya, kalau me time harus nitipin ke day care. Aku belum pernah coba day care harian ;) menarik mbak. Makasih infonya...
Halo mba. Salam Kenal. Sekedar share ya mba. Aku ibu bekerja memutuskan pakai pengasuh karna kondisi kami memang paling pas pakai pengasuh. Walaupun saya sendiri ingin anak day care saja. Supaya anak bisa bersosialisasi dan kegiatan. Tapi keterbatasan lokasi dan kondisi tidak memungkinkan.
BalasHapusSetuju memang semuanya kembali lagi disesuaikan dengan kondisi masing-masing ya.
Halo mba, salam kenal ;) nah iya memang akan ada keadaan yang kita ngga bisa samakan satu orang dengan yg lain ya huhu. Tapi yg penting si anak ttp bahagia ;) semoga lancar ya mbak pekerjaannya dan si anak tetap bahagia dimanapun berada aamiin, semangat ;)
Hapus