Anak Kreatif Dengan Travelling Spontan Keliling Jakarta - Di saat yang lain belum bangun akibat begadang malam tahun baru, kami justru berangkat pagi untuk mencari suasana baru.
Yap! Tepat hari ini 1 Januari 2022 (nggak salah dong nulis tahunnya), kami sekeluarga memutuskan untuk keluar rumah. Semalam kami tidur cepat dan nggak ikut euforia new year.
So ya, mobil sudah siap dipanasi (bukan dengan kata-kata netizen), air minum disiapkan, sedikit cemilan yang ada di rumah dan bergegas berangkat. Mau kemana kita? We have no idea.
Hingga setelah masuk tol kamu baru muncul ide spontan, how 'bout ke Monas? Hah, monas? Emang buka? Nggak searching dulu, nggak peduli buka apa nggak, kami meluncur saja ke sana. Hanya 30 menit sampai, bermodalkan google maps dari Tangerang.
Apakah Monas Sudah Buka Kembali? (Masih Edisi Pandemi)
Tentu belum! Hahaha. Nyatanya monas masih tutup, tapi anehnya ramai juga. Sempat terkecoh saat parkir ada banyak mobil. Hingga turun mobil ada banyak orang.
Kami menyusuri jalan dan baru menyadari, monas memang masih lock down (toeng). Terus mengapa ramai? pedagang juga banyak.
Beberapa diantaranya hanya duduk-duduk. Ada juga yang memutuskan untuk naik delman (istimewa ku duduk di muka) keliling rute sekitar seperti mengelilingi monas, istana, dll.
Sst, aku sempat tanya tarifnya. Untuk rute normal tarifnya 120 ribu (anyway bisa ditawar 100 ribu). Untuk tarif lengkap 200 ya? Ah lupa. Tapi kami nggak jadi naik juga sih, karena Nasha nggak mau. Meski Raina sebetulnya pingin banget. Rugi dong naik cuma berdua.
Untuk tarif parkir di monas itu standarnya berapa sih? Kemarin aku kasih 10 ribu nggak dibalikin hihihi.
Ada juga yang berfoto dari balik pagar. Monasnya terlihat meski kurang estetik karena ada pagarnya. Yah, bagaimanapun aku jadi ikut-ikutan foto sih (hahaha). Ini hasilnya.
Nah, kita spontan ke Monas bukan tanpa alasan. Tapi si kakak Nasha yang sedari tahun lalu pingin banget ke Monas setelah aku ajak jalan-jalan virtual ke beberapa tempat wisata edukasi di Jakarta.
Saat jalan-jalan virtual ke monas, kami bisa melihat area dalam dan lainnya, jadi Nasha penasaran bentuk aslinya seperti apa. Meski begitu, paling tidak saat ditanya, "Nasha sudah pernah ke Monas?" Jawabannya "Sudah!".
Aku sendiri belum pernah masuk monas, hanya lewat-lewat 'sekelebat'. Si Nasha ini masih penasaran pingin masuk, soon ya Nak kalau dah buka full bisa ke sana lagi.
Dari perjalanan hari ini ke Monas memunculkan banyak dialog yang bisa menstimulasi rasa penasaran si kakak untuk jadi anak kreatif. Kok bisa? baca sampai akhir! :)
Masjid Istiqlal Hari Ini Buka Nggak?
Namanya juga kami, dari Monas mau kemana lagi ya? Jam 11 siang rasanya mendekati jam salat Dzuhur dan makan siang. Langsung inget daerah sini kan dekat dengan masjid Istiqlal.
Spontan! kamipun ke sana. Kami ini buta Jakarta by the way, kami anak Tangerang sejati soalnya (bilang aja kudet). Jadi google maps adalah kunci!
Kalau ada yang bilang cewek itu nggak bisa baca peta, pasti doi belum ketemu mamaknya Nasha sama Raina! hahaha.
Aku selalu jadi guide-nya paksu(pir) dari Tangerang nyetir ke Semarang, Solo, Kebumen, balik lagi ke Tangerang, Jakarta, maupun keliling daerah antah berantah! Paksu sama sekali nggak lihat map, hanya based on mbak gmaps dan petunjuk dari pembacaan petaku.
Sesampainya di Masjid Istiqlal kami melihat pagarnya tertutup, tapi banyak yang bisa masuk dengan berjalan kaki. Kami cari pintu samping yang ternyata juga ditutup, tapi banyak yang parkir.
Akhirnya kami memutuskan untuk parkir di area samping dan masuk berjalan ke sana. Anyway, parkir di sana bayar 20 ribu lho! Bagiku mahal banget sih, apa memang standarnya segitu untuk shalat Dzuhur aja?
Sebelumnya aku beli es dawet Banjarnegara dulu, enak gaes 5000 only!
Jangan lupa scan barcode Peduli Lindungi, gaes! Gunakan pakaian terbaik juga saat ke sana :) |
Vibes di sana sejuk banget memang. Adzannya, salat berjamaahnya, tausiyah yang kebetulan sedang di-record untuk laman youtube-nya juga apik. Aku pertama kali deh ke sini! hehe jadi malu.
Setelah itu kami nggak bisa pulang, ternyata yang parkir makin 'bejibun' dan menutupi mobil, stuck. Akhirnya jajan lagi aja di sekitar siru, dari cilor (seribuan!), es tung-tung (lima ribuan), pop mie (kaga tau, paksu yang beli), es teh, astaga banyak juga ya.
Nasha juga beli gantungan kunci bentuk monas di situ, harganya 5000 tapi gampang pecah deh. Soalnya punya doi kebanting dan pecah hahaha, beli lagi akhirnya.
Setelah dari situ, randomly kami ke AEON Mall BSD, jauh banget ya? Namanya juga spontan. Di sana gak enjoy sih, karena sungguh crowded. Pulang deh akhirnya.
Anak Kreatif Dengan Travelling Spontan, Kok Bisa?
Temanku pernah berkata, better di rumah aja karena sekalinya keluar harus bawa anak-anak ribet. Memang ribet sih, tapi akan terasa beda. Beda dalam segi apanya? Yuk telusuri bareng-bareng.
Berikut adalah beberapa hal yang anak akan dapatkan selama travelling:
1. Anak Mudah Beradaptasi
Saat travelling, meski sudah dipersiapkan dengan matang biasanya ada saja yang missed. Nah kejadian missed ini membuat anak-anak bisa memahami bahwa nggak semua yang kita inginkan bisa berjalan lancar.
Saat ada sesuatu yang nggak sesuai, dan si orang tuanya bisa handle emosi, maka anak akan mencontohnya. Semakin lama anak akan menjadi lebih mudah beradaptasi.
Adaptasi dengan keadaan yang tak terduga, orang baru, suasana baru, dan lainnya membuat anak tumbuh lebih optimal secara psikologisnya juga.
Apalagi travelling spontan, banyak hal tak terduga! Hihihi.
2. Anak Menyerap Banyak Informasi
Anak-anak adalah spons yang menyerap apapun yang ada di sekitarnya. Mereka menyerap informasi melalui apa yang dia lihat, dengar, rasakan dan alami secara langsung.
Terutama untuk hal yang mengesankan, seperti saat travelling. Saat itu adalah kesempatan emas si orang tua untuk memberikan banyak insight postitif.
3. Anak Belajar Sabar
Seperti yang sudah disinggung pada poin 'mudah beradaptasi', saat anak travelling mereka juga belajar untuk sabar.
Sabar saat sampai di tujuan, regulasi emosi saat bosan di perjalanan, sabar saat ada kejadian tak terduga. Banyak deh!
4. Bonding Anak dan Orang Tua
Tentunya saat tavelling bonding ortu dan anak juga akan semakin kuat ya. Terutama yang hadir secara utuh. Perbanyak ngobrol, bercanda, bercerita, mengekspresikan rasa dan lainnya.
5. Stimulasi Rasa Ingin Tahu, Jadi Anak Kreatif
Nah, saat travelling apalagi ke tempat yang baru dikunjungi, anak akan banyak bertanya. Tanya tentang sejarahnya, desain bangunannya, dan lain sebagainya.
Hari ini saja saat travelling spontan, aku banyak sekali dapat pertanyaan ajaib dari si kakak. Bahkan biasanya dari dialog-dialog tersebut bisa muncul ide-ide untuk menciptakan suatu hal. Misalnya ide si kakak untuk membuat monas dari bahan daur ulang, dll.
***
Kesimpulan:
Perjalanan dengan anak-anak memang melelahkan, tapi rasanya itu sebanding dengan investasi waktu dan kenangan yang diberikan.
Hadir utuh jiwa dan raga saat travelling sangat diperlukan agar kenangan tak terlewatkan. Beri banyak insight positif karena anak akan lebih menyerap informasi dan nasehat saat dirinya sedang senang.
Di sini kesempatan orang tua menstimulasi anak untuk menjadi anak kreatif sangat terbuka lebar.
Semoga bermanfaat! :)
Tulisan mbak kali ini serasa lebih "renyah". Dalam beberapa kalimat yang diakhiri dengan tanda kurung, membuatku tertawa sendiri membaca keresahan dari kata2 yang di dalam tanda kurung itu. 😅😅
BalasHapusHahaha layaknya ungkapan hati yang juga ikut dituliskan ;) thanks sudah mampir...
Hapus