Paket Hampir Hilang oleh JNE, Perlu Perbaikan Sistem!- Beberapa hari lalu ada rekan yang mengirimkan hampers ke rumah. Kami sama-sama tinggal di Tangerang, logikanya ini mudah dan cepat. Tapi siapa yang menyangka kalau ini akan ada dramanya. Kok bisa?
Sebetulnya saat menggunakan layanan jasa kirim begini, memang ada satu konsekuensi yang harus kita tanggung. Konsekuensi itu adalah barang hilang dan barang rusak.
Tapi mau nggak mau, kita butuh jasa itu. Meski setiap pekerjaan pasti ada konsekuensinya, namun kita bisa kok meminimalisir dan mencegah hal-hal buruk tersebut agar nggak terjadi.
Jadi ceritanya, beberapa hari lalu ada teman dalam kota kirim hampers ke rumah. Paketnya dibungkus sangat rapi dengan kardus, bahkan ada lakban fragile-nya (barang mudah bocor dan pecah) sebagai segel. Beratnya dua kilogram.
Temanku itu kirim banyak paket yang sama ke banyak teman dalam maupun luar kota. Long short story, semua paket sudah sampai ke alamat tujuan, even luar kota dan luar pulau (sekitar 40 paket yang dikirim). Dari semua itu, apesnya hanya punyaku yang belum sampai. Padahal kami tinggal dalam satu kota.
Paket Hampir Hilang oleh JNE
Kalian pasti sering banget mengalami barang sudah sampai saat di-tracking di sistem, namun nyatanya belum sampai di tangan kamu?
Yes, aku beberapa kali mengalami. Entah saat belanja di online shop, maupun memang kiriman pribadi. Saat di-tracking di aplikasi tertulis RECEIVED oleh namaku sendiri. Padahal aku sama sekali belum menerima.
Mungkin kalian berpikir ada beberapa hal yang mungkin terjadi, seperti:
- Barang sudah diterima orang lain, baik orang yang ada di rumah maupun tetangga.
- Saat kurir ke rumah, rumahnya kosong. Jadi kurir memilih untuk mengantar keesokan harinya.
Dari poin pertama di atas bisa benar, jika saat sudah diterima orang lain, maka nama penerima di sistem resinya adalah disesuaikan dengan nama orang si penerima paket dan statusnya dengan kita. Misalnya "XXX (tetangga)" atau "CCC (nenek)" atau MMM (satpam).
Poin selanjutnya, tidak bisa dibenarkan. Seharusnya di resi tulis saja "Rumah Kosong" or whatever yang membuat kami tahu dan bisa melacak sebab paket belum sampai.
Apa yang membuat si sistem menjadi received padahal nyatanya belum? Apakah DEMI TARGET?! huft.
Nah, akupun pernah beberapa kali mengalaminya. Saat di sistem resi tertulis sudah aku terima, padahal belum. Tapi keesokan harinya memang diantar, atau di hari yang sama di malemnya langsung diantar.
Namun beberapa hari lalu, sudah lebih dari sehari menginap entah dimana (padahal status resi received by me!). Bisa disimpulkan, bahwa paket ini hampir hilang!
Setelah mencari informasi, ternyata jenis kiriman CTC (City to City) dari JNE memang sering bermasalah. CTC ini pengiriman barang menggunakan JNE untuk dalam kota.
Seperti yang dilansir dalam utekno.com yang membicarakan penyakitnya CTC. Di sana menjabarkan bahwa biasanya penyakit CTC itu ada di resi yang nggak update, pengiriman sangat lama, parahnya beberapa paket itu hilang.
Nah, back to my drama.
Resiku menyebutkan bahwa paket sudah aku terima di tanggal 26 November 2021 pukul 23.48. Ok, aku masih nggak apa-apa meski nyatanya belum benar-benar sampai. Tapi kok dini hari banget sih klik received-nya, emang eike kunti :')
Kasus seperti ini beberapa kali terjadi di aku kok, positive thinking mungkin saja akan kurir antar di tanggal 27 November 2021, not expect pagi, bisa jadi siang bahkan malamnya.
Surprisingly, tanggal 28 November pagi belum sampai. Yang artinya paket tersebut menginap lagi entah dimana. Tapi karena status di resinya sudah aku terima, padahal belum, maka aku jadi nggak terima diginiin. Fitnah dong ya! hahaha.
Bagaimana Cara Melapor Paket Hilang di JNE?
Saat tahu paketnya belum datang padahal statusnya katanya sudah aku terima 2 hari lalu, aku nggak mau nunggu berhari-hari lagi. Karna apa?
- Kamu nggak tau berapa banyak laporan kehilangan yang masuk ke mereka.
- Kamu nggak tau laporanmu itu 'dianggap' apa nggak sama mereka.
- Ada banyak kasus barang hilang berbulan-bulan yang nggak mendapat titik terang, alias barang hilang begitu saja. Sayang banget kan :(
- Ganti rugi berupa uang yang nantinya mungkin diberikan nggak sebanding sama paket yang kamu kirim. Kadang bukan masalah harga barangnya, tapi memori di dalamnya juga!
Karena aku sadar nih aku bukan siapa-siapa, aku harus lapor secara menonjol untuk menjadikan kasus ini memang ada kesalahan sistem yang harus JNE perbaiki ke depannya. Dan nggak terulang.
Hanya keledai yang mengulangi kesalahannya lebih dari dua kali (pepatah kuno).
Caranya bagaimana? Ini caraku melapor paket yang hampir hilang oleh kurir JNE:
- Bekerjasama dengan pengirim paket kita untuk membuat laporan di counter JNE dimana dia mengirimkan paketnya.
- Tanya kepada satpam, tetangga dekat rumah, siapa tahu paket diterima oleh mereka. Namun di kasusku, semua paket di cluster rumahku hanya boleh diterima oleh security. Sama sekali nggak ada orang asing (kecuali tamu pribadi) yang boleh masuk ke cluster perumahanku by the way. Jadi aku hanya tanya ke satpam saat itu.
- Check resi terus-menerus, siapa tau ada update kesalahan resi. Karena di resiku statusnya sudah terkirim ke penerima (namaku ada di situ), padahal belum.
- Lapor ke @JNECare (JNE Customer Care) di twitter. Ini juga paling aku rekomendasikan karena fast response! Paling nggak nih ya, selain JNE lokal wilayah, kasus ini ada dalam pantauan JNE pusat juga. Penting ini, gaes!
Tanggal 27 aku mendapat telepon dari JNE Tangerang, namun nggak aku angkat karena pas nggak tau. Akhirnya mereka WA dan bilang suruh menunggu. Meski keesokan harinya ternyata belum dateng juga itu paket. Padahal sama-sama di Tangerang!
Akhirnya tanggal 28 pagi-pagi aku up ini di twitter dan langsung ditanggapi dan diproses. Beberapa jam kemudian paketku sampai di tangan dengan keadaan paket yang... ah sudahlah.
Peketku berlubang, padahal ini kardus. Penyok juga, padahal ini hanya pengantaran dalam kota. Kalau boleh suudzon, menurut kamu lubang itu terbuat dari apa?
Rekomendasi Perbaikan Sistem untuk JNE
Tenang, gaes! Kami ini blogger yang nggak cuma curhat, tapi suka kasih rekomendasi solusi perbaikan. Dan inilah saranku untuk JNE dan mungkin untuk semua jasa kirim (ekspedisi) di Indonesia:
- Jangan ganti status received di resi kalau barang belum benar-benar sampai!
Please jangan remehin part ini. Why? karena ini bisa jadi bahan fitnah! Kalau kiriman pribadi masih okay lah ya saling percaya antara pengirim dan penerima. Kalau online shop yang nggak saling kenal gimana coba?
Saat di resi bilangnya dah sampai, tapi nyatanya belum, ya pengirim nggak mau tau lah! Taunya ya udah sampai. Ini kebiasaan buruk banget untuk beberapa kurir. Please, berubah! Aku pribadi dan teman-teman banyak yang mengalami ini.
Jangan sekali-kali ganti status di resinya menjadi received jika memang belum sampai. Demi apa sih? target?
- Sertakan foto si penerima barang
Ini sudah berlaku untuk di beberapa ekspedisi pengiriman barang, tapi sepertinya belum diterapkan di JNE. Hingga saat paket menggantung di kasusku kemarin, mereka nggak bisa keluarin bukti siapa yang menerima paketku.
Di resi itu tertulis namaku yang menerima. Mana buktinya? Nggak ada.
Sistem foto ini bisa menjelaskan siapa yang sebetulnya menerima barang, satpam kah, tetangga kah, sehingga mudah dilacak dari wajahnya dan dicari kalau betul-betul diterima sama orang sekitar.
- Jangan kasih promo dengan meng-kesampingkan pelayanan prima
Suka banget lah promo, bahagia banget lah aku tuh. Tapi jangan meng-kesampingkan pelayanan seperti resi yang nggak update, barang yang lama sampainya sampai nggak wajar, hingga akhirnya hilang.
- Ajarkan maaf dan terimakasih untuk CS lokal
Ini mungkin nggak dialami sama semua orang. Tapi based on pengalamanku, CS lokal yang ada just read only. Bahkan saat aku mengabari bahwa paket sudah sampai, nggak ada say sorry and thanks. Boro-boro tanya keadaan paketnya. Cukup tau.
Tapi saya salut untuk CS Pusat di Twitter, fast response. Entah bagaimana mereka proses laporan ini, paling nggak secara psikologis mereka bisa membuat lebih tenang, nggak lupa bilang maaf dan terimakasih, serta menanyakan keadaan barang masih baik atau tidak. Nama twitternya : @JNECare
***
Btw, saya pelanggan setia JNE dari awal masuk kuliah (2010) lho. Thanks!
Mungkin ini pengalaman yang nggak ada apa-apanya untuk kamu yang udah kehilangan paket beneran di ekspedisi. Tapi buat kamu yang terindikasi akan hilang paketnya, just speak up! Agar paket kamu nggak hanya tinggal kenangan.
Langsung banyak DM masuk ke Instagramku yang bercerita tentang pengalaman paketnya. Ada yang paket terkatung-katung dan berakhir disuruh ambil sendiri di gudang. Parah!
Ada juga pengalaman hilang dengan kerugian jutaan rupiah tapi hanya diganti sekian ratusan ribu rupiah. Kalau kaya gini ilangnya kemana sih? Aneh.
Ada juga dari ekspedisi lain yang menghilangkan paket yang isinya kunci rumah lengkap sampai kunci pagar dan jendela-jendelanya. Ini sih membahayakan dan merugikan banget! Takutnya dikriminalisasi tuh kan ada alamat rumahnya!
Jadi, kami ini pelanggan sudah percaya (dan membayar) untuk pengiriman paket kami, please tentukan sistem yang canggih di 2021 ini, kurir dan staff yang mengayomi, dan tentunya keamanan barang untuk sampai di tujuan. Ini berlaku untuk semua ekspedisi.
Kalau kamu punya pengalaman nggak enak juga tentang ekspedisi pengiriman barang (nggak harus JNE), please drop di comment ;)
wah, kok sampe segitunya ya mbak. jadi lebih berhati-hati dalam memilih ekspedisi saat belanja online ya. semacem merampok online ya kalau begini, apalagi soal barang berharga. kalau aku wis pasti emosi dan ngomel panjang kali lebar,hmm
BalasHapusIya mbak, mungkin bagi mereka as simple as "ah cuma gitu doang". Tapi kalau sistem barang belum sampai tapi kurir klik sampai di aplikasi, itu rugi dong kita. Iya kalau besoknya beneran sampe. Kalau ilang :') hiks
HapusWakwaw aku pernah mengalami kejadian serupa, tapi oleh shopping singa terbang. Katanya paketku udah diterima 'AbangUcok' wkwk.. Drama juga lah, tapi lapor ke pusat emang fast respon, itu poinnya. Jangan level lokal, mereka cuek bebek.
BalasHapusKalau level pusat sudah main image perusahaan, jadi fast respon.
Btw, aku mau donk jadi temennya temen ibuk, biar dikirimin paket juga. Bilangin aja aku tetangga pulau gitu wkwk
Hah siapa itu Abang Ucok? hahahahaha aku ngakak dong masa abang ucok. Tapi akhirnya sampai ya alhamdulillah.
HapusYok lah, ke Tangerang ;)
Hari gini, makin marak jasa ekspedisi... JNE (favorit aku nih) harus memperbaiki diri... I love JNE
BalasHapusYes, Dok. Harus perbaikan sistem nih. Akupun langganan dari 2010 pas awal kuliah sama doi :')
HapusEntahbkenapa aku dari dulu, kalau bisa menghindari pakai JNE sih mba.. Apalagi sejak booming berita bebrapa paket hilang dr pengiriman itu..
BalasHapus.
Karna ada jasa pengiriman paket yg lebih murah, cepat dan aman.. Alhamdulillah selalu lancar dari aku sebagai pengirimnya, maupun sebagai penerimanya..
.
Tapi tips yg dibagikan itu bisa aku coba bsk kalau pas ngalamin (*semoga jangan yaa 😅)
Iya semoga jangan wkwk semoga lancar jaya ya mba ;) dan pengiriman sampai tujuan dengan selamat aamiin hehe
HapusMbakkkk curhatmu edukatif sekali. Aku jadi paham nih sefingkali beberapa emang kasih noted jangan pakai itu ya ini aja.
BalasHapusMgkin bisa jadi mereka yg noted itu pernah punya pengalaman kayak mbak. Bedanya si doi g speak up nah ini tulisan mbak keren mbak.
Ini bisa jadi hikmah bagi kami.. meksi kita ta berhrap punya drama ilang barang di ekpedisi ya.
Ehm.. ya iya cs pusat ya. Aku catetin.
Semoga bermanfaat ya, mungkin aku hanya satu banding sekian wkwk tapi semoga jadi bahan pertimbangan buat bebenah sistem mereka sampai ke level kurir ;) semoga pengiriman mb hamim lancar selalu
Hapus