Pernah menyadari nggak bahwa semakin dewasa, circle pertemanan makin kecil? Aku iya, kalau kamu?
Semalam aku mengulik sosial media lamaku yang sudah berdebu, hehe. Awalnya berniat untuk hapus akun secara permanen, karena punya sosial media baru (nggak baru-baru banget juga sih). Tapi, aku justru termenung dan seketika bernostalgia di masa-masa itu. Masa dimana circle pertemanan masih luas, seru, asik, dan nggak kebanyakan mikir.
Faktor yang mempengaruhi circle pertemanan makin kecil
Kira-kira apa yang membuat circle pertemanan semakin kecil saat dewasa? Menurutku ada beberapa hal.
1. Sudah beda ketertarikan
Saat sudah lulus sekolah maupun kuliah, tentu kita terjun ke dunia yang berbeda sesuai tujuan hidup masing-masing. Dari segi obrolan sudah ada sebuah sekat dan belum lagi kuantitas pertemuan yang semakin sedikit. Ngobrol nyambung dan ada bahan aja udah syukur loh saat reuni atau bertemu lagi!
2. Faktor pernikahan dan keluarga
Terdapat faktor komitmen di sini. Saat sudah berkomitmen, tentu ada batasan-batasan yang tak boleh dilewati. Seperlunya, seadanya, ini juga mempengaruhi circle pertemanan itu sendiri.
3. Perbedaan rutinitas
Saat sekolah/kuliah mungkin rutinitas kita sama sebagai seorang pelajar/mahasiswa dengan serangkaian agendanya. Semakin dewasa kita memiliki rutinitas, seperti ke kantor 8 jam sehari, mengasuh anak di rumah, sebagai freelancer dan rutinitas lain yang berbeda. Sehingga lingkaran pertemanan kita juga menyesuaikan dengan rutinitas yang ada sih biasanya.
4. Overthingking
Nggak dipugkiri, semakin dewasa (biasanya) seseorang akan semakin overthingking. Misalnya adanya sebuah komparasi. Bisa jadi komparasi dari masyarakat pada umumnya, seperti kapan menikah, punya anak, punya rumah, punya mobil, dan ekspektasi sebagainya.
Faktor tersebut terkadang mengganggu psikis kita untuk bisa membangun circle pertemanan yang tetap luas, sehat dan asyik. Sudah ada rasa insecure karena hal tersebut, bahkan adanya perubahan bentuk badan juga misalnya. Ah, jadi dewasa bukannya semakin semeleh, malah semakin 'weleh-weleh'.
Bagaimana menghadapi kondisi circle pertemanan makin kecil?
Beberapa hal ini bikin kamu tetap bisa menjalin pertemanan yang tetap luas dan asyik.
1. Jangan insecure, be your self!
Semakin dewasa, nggak banyak orang yang bisa menerima diri kita. Baik kelebihan sepaket dengan kekurangannya. Untuk bisa berelasi luas, diperlukan diri yang nggak berubah di dimanapun. Tetap sih harus menyesuaikan kondisi, siapa yang diajak bicara, dll.
Namun menjadi diri sendiri secara sifat dan karakter memang penting. Jangan fake juga, karena itu akan jadi bumerang buat diri sendiri. Jangan juga jadi insecure. Yang baik untukmu akan menerimamu. Yang nggak mau menerimamu, ya just let it gooo. Kita punya andil untuk memilih dimana kita bertumbuh.
Bukan berarti sulit berteman baik, namun memiliki teman se-frekuensi memang nggak mudah. Apalagi yang membuat diri kita bisa lebih baik lagi.
2. Ikut komunitas
Mengikuti komunitas juga ternyata penting di sela-sela kesibukan keseharian. Nggak hanya bisa update informasi, namun dengan menemukan komunitas yang kamu banget, maka kamu bisa berkembang. Berkembang di sini tidak hanya ilmunya loh, secara kepribadian baik interpersonal dan juga intrapersonal juga.
Apalagi saat kamu bisa berkontribusi memberi manfaat di sana. Maka kamu bisa membina relasi yang tetap luas dan dirimu biasanya merasa lebih 'hidup'.
3. Banyak bukan berarti setia
Ini pasti sudah sering didengar ya. Seperti ungkapan "lebih baik punya teman sedikit tapi berkualitas dari pada banyak tapi palsu/fake". Bener juga sih.
Tapi aku pribadi punya level pertemanan juga, misalnya adanya perbedaan definisi sahabat dan teman. Sahabat adalah yang selalu ada saat ups and downs kita. Jumlahnya sedikit namun memiliki hubungan yang berkualitas.
Sedangkan teman adalah orang yang kenal baik online maupun offline yang nggak selalu ada, namun mereka juga penting. Karena dari mereka mungkin kita banyak belajar juga.
4. It's okay not to be okay
Nggak selamannya jalinan pertemanan akan berjalan mulus dan baik, ada kalanya berbeda pendapat, marah, jenuh, bahkan ada saja yang menyebalkan. Ya nggak apa-apa, menghindar dari kerumunan sejenak untuk istirahat itu perlu, namun jangan terlalu lama.
Perlu diingat bahwa kita juga pasti pernah menyakiti orang lain baik secara sengaja maupun tidak. Begitupun dengan orang lain. So ya, itulah hidup. Namun memang kita punya hak untuk berpijak dimana dan dengan siapa.
***
Nah, itulah sekelumit opini aku dan tips-tipsnya mengenai suatu fase kedewasan yang hampir semua orang alami. Circle pertemanan mungkin memang semakin kecil, namun value diri kita nggak boleh ikut mengecil.
Apalagi saat sudah berkeluarga dan memutuskan untuk di rumah aja. Perlu keberanian besar untuk bisa menaklukan fase kedewasaan yang satu ini. Circle pertemanan makin kecil? No worry lagi saat kita mindfull menjalani peran apapun dan dimanapun.
Semoga kita selalu menjadi orang baik dan dikelilingi juga oleh orang-orang baik. Semoga bermanfaat :)
Saya akui sekarang ini lebih menikmati berdua saja dengan suami. Jarang bertemu teman lama. Kalaupun ada via wa saja sudah cukup sih rasanya
BalasHapusSaya juga jarang sih, merantau pula. Pandemi juga ya mbak huhu :(
HapusBanyak bukan beraryi setia.
BalasHapusPlak. Plak. Plak.
Aku berasa ditabok banget. Perasaan ini udah mulai berasa sejak aku mulai masuk ke masa kerja. Teman teman mulai tersaring dengan sendirinya. Bahkan teman jalan bukan gerombolan lagi tapi tinggal satu dua.
Cara biar tetap merasa nggak sendirian karena udah beda jalan ya akhirnya ikut komunitas. Tetap berusaha asik juga sama teman lama, walau nggak bisa lekat seperti dulu kala.
Bener banget. Kalau aku merasanya sih sejak berkeluarga. Jadi perlahan terfilter circle pertemanannya. Paling hanya sahabat dekat yang tetep stay ;) untung join komunitas ya mba.
HapusAku juga merasakannya sih. Awalnya belum bisa menerima kenapa sebuah pertemuan semakin jarang sampai tidak ada komunikasi. Lama-kelamaan berusaha untuk menerima keadaan itu dan perubahan sekitar maupun diri.
BalasHapusIkut komunitas membantu banget untuk tetap berkembang, entah itu skill maupun komunikasi.
Sepakat mba. Dari komunitas ini juga bisa dapet temen baru dengan ketertarikan yg sama ya. Jadi bikin kita tetap merasa punya circle pertemanan yang asik juga ;)
Hapusiyaa bener, makin kesini ngerasa circle pertemanan makin sempit. Akhirnya aku join join komunitas untuk memperluas skill atau komunikasi juha
BalasHapusSemangat mba ;) tetap berkaryaaa
HapusBetul kak, saya menyadarinya setelah lulus kuliah beberapa tahun lalu. Circle pertemanan jadi semakin kecil. Yang dulunya akrab banyak yang menghilang, kalaupun masih ada kontaknya cuma sekadar bertegur sapa basa basi, gak seasik dulu. Dan bener sih, perbedaan aktivitas, terus status pernikahan itu ngaruh banget.
BalasHapusDan makin sini juga makin sadar, oke gpp temen semakin sedikit karena malah mengurangi rasa insecure saya dan lebih bisa nyari kenalan yang satu passion juga sekarang :))
Ah thanks for sharing kak. Memang bener, kayaknya fase pendewasaan ini pasti dialami setiap orang ya ;)
HapusUmur 28 tahun dan aku merasakannya. Udah beda prioritas tidak seperti dulu. Tappi aku bersyukur walaupun jarang kumpul, jika butuh sesuatu pas bisa temen2ku hadir. Alhamdulillah.
BalasHapusFeel bless ya kak :') semoga selalu dikelilingi orang baik
HapusWah tulisannya bener banget nih. Makin dewasa makin sibuk masing2
BalasHapusYap :)
Hapussetuju banget kak, apalagi di masa pandemi ini jadi keliatan yang mana yang benar-benar teman setia :D
BalasHapusiya terfilter ya ;) hehe
Hapus